Keuntungan dari Ikan Bandeng

Ikan bandeng merupakan salah satu makanan pelengkap warga Etnis Tionghoa dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Ikan bandeng banyak dicari warga Etnis Tionghoa saat merayakan Tahun Baru Imlek.

Di Jakarta, pedagang ikan bandeng antara lain dapat ditemui di pasar Rawabelong. Di tempat ini banyak ditawarkan ikan bandeng ukuran besar, yang khusus diperuntukkan merayakan Tahun Baru Imlek.

Salah satu lokasi budidaya ikan bandeng terdapat di Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang, Banten. Di tempat ini bandeng dipelihara di sungai mati, yang bermuara ke laut Banten.

Untuk mencapainya dari Jakarta dapat melalui jalan tol Jakarta – Merak, keluar dipintu tol Serang timur. Lalu mengambil arah ke Ujung Kulon.

Untuk mencapai lokasi tambak bandeng harus menggunakan sampan. Perjalanan menggunakan sampan terasa menyenangkan. Sayapun mencoba untuk mengayuh dayung sendiri.

Sungai mati yang panjangnya sekitar 5 kilometer ini bermuara ke laut Banten. Di sepanjang sungai ini terdapat sekitar 80 keramba terapung tempat pemeliharaan ikan bandeng.

Para petani ikan bandeng disini tergabung dalam kelompok petani teladan, yang diketuai oleh Ali Mukson. Ikan bandeng di tempat ini dipelihara di keramba terapung dengan ukuran panjang dan lebar 9 meter, dan tinggi 4 meter. Di setiap jaring dipelihara 5 ribu sampai 7 ribu ekor ikan bandeng.

Karena kondisi lingkungannya masih alami, pertumbuhan ikan bandeng di tempat ini cukup cepat. Makanannya sudah tersedia secara alami. Untuk mempercepat pertumbuhannya diberi tambahan makanan berupa pelet dan sisa tulang ikan yang dihaluskan. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.

Lama waktu pembesaran ikan bandeng dari bibit hingga layak untuk dikonsumsi berkisar 4 hingga 5 bulan. Setiap kali panen dapat diperoleh sekitar 600 kilogram ikan bandeng. Setiap kilogram terdiri dari 10 ekor ikan bandeng.

Ikan bandeng yang dibesarkan di keramba terapung ini memiliki keunggulan tersendiri. Ini dikarenakan kondisi alamnya yang masih sangat alami. Ikan bandeng yang tertangkap jala ini baru berumur 1,5 bulan dan belum laku dijual.

Budidaya ikan bandeng di sungai mati ini termasuk usaha yang menguntungkan. Modal akan kembali hanya dalam hitungan sekali panen. Padahal, keramba terapung tempat pemeliharaan dapat digunakan untuk tiga kali panen, dalam waktu 2 tahun.

Ikan bandeng yang masih kecil seperti ini, biasanya hanya untuk konsumsi sendiri.

Setelah puas melihat keramba budidaya ikan bandeng. kini saatnya untuk kembali ke darat. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan sampan. (Helmi Azahari/Ijs)

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...