Tradisi Cioko, Sedekah Untuk Arwah

Warga Tionghoa di Cekoleang, Bogor Minggu (09/09/07) kemarin, menggelar acara Cioko, yaitu upacara sedekah bagi arwah leluhur mereka di Kelenteng Chi Fu Yen.

Dalam acara tersebut dibuat replika rumah, kapal laut, dan uang serta beberapa sesaji. Replika tersebut kemudian dibakar. Warga Tionghoa mempercayai tradisi tersebut bisa memberikan berkah kepada arwah leluhur mereka.

Sedekah arwah ini dilakukan karena pada tanggal 1 hingga 29 bulan penanggalan Cina, atau jatuh pada tanggal 13 Agustus hingga 10 September 2007, diyakini warga keturunan Tionghoa sebagai masa dimana raja akherat membuka pintu akherat, agar arwah-arwah yang meninggal dengan cara yang tidak wajar, bisa turun ke bumi dan meminta pertolongan kepada sanak saudara yang masih hidup.

Upacara Cioko ini, selain bertujuan mendoakan mereka yang telah meninggal, menurut Suhu Acai juga bertujuan untuk mendoakan bangsa Indonesia agar terhindar dari berbagai bencana di tahun babi api ini.

" Seperti meninggalnya tidak wajar jadi kita memberikan rumah, sandang, pangan dan perlengkapannya, seperti kita orang hidup. Dunia nyata sama dunia tidak nyata itu hampir sama saja," ujar Suhu Acai.

Upacara Cioko dimulai saat Suhu Acai berdoa dan roh-roh Dewa Kwan Kong memasuki tubuhnya. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, Suhu Acai menyayat lidahnya, kemudian mengoleskan darah yang keluar pada puluhan kertas jimat yang diyakini akan membawa keselamatan dan kebaikan kepada siapa saja yang menyimpannya.

Prosesi dilanjutkan dengan melewati kubah macan putih dan naga hijau. Prosesi yang dipercaya akan memberikan keselamatan kepada mereka yang masih hidup di dunia.

Suhu Acai yang kerasukan roh lantas memberkati replika rumah, kapal laut, patung babi berlambang sepuluh babi, uang-uangan serta sesajian. Saat roh Dewa Kwan Kong lepas dari tubuh Suhu Acai, maka upacara Cioko telah mendekati akhir. Sebelum upacara Cioko berakhir, dilakukan pembagian seratus paket sembako terhadap warga sekitar.

Sedangkan berbagai sesajian kemudian diperebutkan warga sebelum seluruh replika bangunan di bakar habis. Pembakaran ini bermakna untuk memberikan bekal bagi kehidupan para arwah di akhirat. (Gusti Eka Sucahya/Amirullah/Her)

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...