Madonna - Cara Baru Menangguk Rezeki

Madonna

Bagi yang mau dan punya keahlian tertentu, ada saja jalan menangguk rezeki. Simak geliat para musisi bertaraf internasional. Mereka memanfaatkan jalur teve dan sponsor agar bisa lebih tenar dan kaya.

Salah satu musisi yang melakoninya adalah ratu pop Madonna. Menurut majalah Forbes, penyanyi berjuluk ‘Material Girl’ itu tahun lalu membukukan penghasilan tertinggi di antara penyanyi lain. Dari Hard Candy, album terbarunya, ia bahkan meraup jutaan dolar AS sebelum album itu dirilis.

Sukses itu tak lepas dari kontribusi para pengiklan. Berbekal otak encernya, Madonna mampu mengikat perjanjian hanya dengan tiga perusahaan besar untuk merilis Hard Candy.

Maradona bikin perjanjian dengan provider telepon Vodafone agar pelanggannya bisa mendengarkan tujuh lagu baru dari album itu. Lalu, single 4 Minutes yang dinyanyikan bersama Justin Timberlake juga terdengar sebagai lagu jingle iklan shampo. Satu lagi, single Miles Away menjadi lagu untuk sebuah drama Jepang.

Claire Beale dari majalah Trade menilai tindakan Madonna sungguh hebat. “Ia benar-benar paham teknik menjual,” katanya.

Kiprahnya selama puluhan tahun di pentas musik membuat naluri bisnis Madonna setajam pisau. Selain di negeri sendiri, ia juga mendengungkan namanya di seantero dunia.

Musiknya laku. Begitu pula produk yang mengiringi lagunya. Julukan trendsetter pantas ia sandang berkat inovasinya di bidang pemasaran.

Beale juga menyatakan, cukup mudah bagi Madonna mempromosikan dirinya. Sebab, ia sendiri juga sebuah brand yang besar.

Sangat jarang melihat bintang sebesar Madonna menggunakan lagunya sebagai jingle iklan. Tapi, justru itu yang dijual Madonna ketika orang ramai membicarakannya. “Nilai pasarnya pun berubah dramatis,” lanjut Beale.

Memang, tidak semua musisi punya trek rekor sebanyak dan sebaik istri sutradara Guy Ritchie ini.

Harus diakui, berbagai usaha untuk masuk ke dunia iklan teve bisa mengantarkan musisi menuju puncak tangga lagu. Contohnya Ben’s Brother, band Inggris yang tidak terkenal.

Kini, sejak lagu berjudul Stuttering (Kiss Me Again) dipakai untuk iklan permen karet, “Sejak itu orang mencari lagu kami,” kata vokalisnya, Jamie Hartman.

Lagu yang tadinya tidak diunggulkan itu pun melejit, terutama ketika banyak yang mencari treknya di internet.

Di situs jaringan sosial MySpace, 200 hit yang mereka dapatkan per hari meningkat menjadi 10.000 hit per hari hanya dalam satu pekan. Perusahaan rekaman kemudian memutuskan kembali merilis album mereka, Beta Male Fairytales.

Inilah kehebatan dunia periklanan, Ya, pesan tersampaikan ke jutaan orang. Selain itu, perusahaan periklanan pun menghabiskan berpuluh juta. “Jadi, efeknya ganda,” ujar Hartman.

Dari skala internasional, kerja sama terhebat antara brand dan band mungkin datang dari grup beraliran dance, Groove Armada. Setelah meninggalkan label resminya, Sony BMG, duo DJ ini bekerja sama dengan merek minuman ternama rum Bacardi.

Dalam perjanjian itu, Groove Armada digaji dan semua materi baru mereka akan dibiayai Bacardi. Sebagai gantinya, personel Andy Cato dan Tom Findlay menginzinkan Bacardi menggunakan lagu-lagu mereka untuk iklan produk. Tapi, hak cipta lagu tetap dipegang Groove Armada.

Perjanjian semacam inilah yang diterapkan Harvest Entertainment, sebuah perusahaan rekaman. Lebih dari 50 tahun mereka malang melintang di dunia entertainmen.

Di Indonesia, bentuk kerja sama seperti ini pun mulai terlihat. Beberapa grup band mempromosikan atau bahkan menggubah lagu mereka demi kepentingan iklan. Misalnya Nidji dengan lagu Ngorbit atau Peterpan yang meluncurkan album bekerja sama dengan salah satu provider telepon seluler.

Harus diakui, strategi pemasaran macam ini bisa dibilang ear catchy. Belum lagi jika ditambah hadiah-hadiah menarik yang membuat penggemar mendapatkan merchandise dari band kesayangannya. [E1/I3]

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...