Hollywood Masih Berjaya Ditengah Krisis

Los Angeles – Tak percuma Hollywood bertabur bintang. Saban tahun, pusat industri film di AS itu menyumbang 80% dari total pemasukan negara bagian Kalifornia. Dan, Hollywood masih kebal krisis meski Paman Sam sudah keleyengan dihantam resesi.

Memang, goyahnya fondasi ekonomi AS akibat kredit macet, melonjaknya harga minyak mentah dunia, dan melorotnya nilai tukar dolar bukan berarti sama sekali tak berpengaruh terhadap gemerlapnya kehidpan Hollywood. Efeknya tetap ada, tapi relatif kecil.

Yang sudah terdata, efek dari krisis ekonomi AS yang akhirnya merembet ke mana-mana itu baru menyangkut penjualan tiket film-film Hollywood. Sepanjang Januari hingga Aprikl 2008, jumlah tiket terjual menurun 3% dibandingkan perikode yang sama tahun lalu.

Tentu, angka penurunan itu belum diartikan sebagai alarm tanda bahaya oleh komunitas Hollywood. Penurunan itu memang tidak sebanding dengan derasnya perputaran uang dari bisnis film-film Hollywood yang selalu masuk daftar box office. Perputaran yang mampu mengisi 80% kas pendapatan negara bagian Kalifornia, termasuk dari sisi pajak.

Banyak pengamat, bahkan, dengan tegas menyatakan bahwa penurunan itu lebih disebabkan genre film-film produksi Hollywood yang kurang pas dengan selera kebanhyakan publik AS saat ini. Hanya segelintir orang yang menganggap penurunan itu adalah imbas dari resesi ekonomi yang sejak tahun lalu menerpa Negeri Paman Sam di bawah pimpinan Presiden George W Bush.

Menurut data yang dilansir Nielsen EDI, musim panas tahun ini Hollywood kemungkinan malah berpotensi meningkatkan pendapatan sampai 19%. Penyebabnya, para insan perfilman sama sekali tak terusik dengan penurunan yang 'hanya 3%'. Sebaliknya, mereka justru sangat bergairah menyambut tren film di mujsim panas ini.

"Ini semua adalah produk," kata Bfruce Snyder, pucuk pimpinan distribusi domestik dari Studio Fox. Banyak film diproduksi dan dirilis dalam dua bulan belakangan. Tapi, sayangnya, penonton belum melihatnya. Selama ini, menurut Snyader, pikiran mereka sudah melayang ke film-film musim panas yang iklannya juga 'panas’.

Diawali dengan Iron Man yang rencananya dirilis 2 Mei nanti. Ekspektasi kalangan perfilman terhadap film yang dibintangi Robert Downey Jr ini sangat tinggi. Maklum, publik AS dan dunia memang masih tertarik dengan film superhero yang kebanyakan diangkat dari komik. Para eksekutif studio kini saling berjanji untuk melampiaskan penurunan yang 'hanya 3%' itu lewat film-film musim panasnya.

Mei adalah awal musim panas di AS. Para eksekutif studio besar menyatakan mereka bakal terkejut jika pada akhir tahun nanti pendapatannya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Musim panas lalu, Hollywood memecahkan rekor dengan meraup US$ 4,16 miliar. Awal Mei 2007 saja, mereka sudah mengantongi US$ 300 juta.

Beberapa film unggulan siap bersaing bulan depan. Iron Man (2 Mei) dan Indiana Jones and the Kingdom of The Crystal Skull (22 Mei) milik Studio Paramount paling diunggulkan.

Lalu, The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (16 Mei) milik Disney dan Speed Racer (9 Mei) produksi Warner Bros siap pula bersaing.

Pengamat film AS berharap, salah satu dari film itu akan membawa pulang oleh-oleh dari perjalanan keliling dunia berupa pemasukan US$ 300 juta.

"Walaupun judulnya bermutu, tetap saja ini persaingan ketat," kata Snyder. Jadi, jika kali ini Hollywood gagal meraup keuntungan lebih banyak dibandingkan tahun lalu, artinya kota mewah yang terletak dekat Los Angeles itu terimbas sesuatu yang lebih besar.

Jika itu yang terjadi, mau tak mau kalangan perfilman AS harus mengakui kalau mereka mulai terpengaruh resesi AS. Harga tiket bioskop di AS kini mencapai US$ 7 per orang. Sebagian besar warga menganggap harga itu terlalu mahal, apalagi harga barang juga naik.

"Semua ini akan diketahui pada pertengahan Juni," Snyder berharap-harap cemas. Ia menolak kemungkinan penurunan box office AS ada kaitannya dengan pelemahan ekonomi.

Senada dengan Snyder, Patrick Corcoran, kepala operasi National Association of Theatre Owners, menyatakan bahwa asosiasi pemilik teater AS juga mengungkapkan hal yang sama.

"Industri ini tidak dipengaruhi oleh resesi," kata Corcoran. Ia mengatakan, Hollywood hanya membutuhkan produk-produk yang bermutu tinggi. Tapi, faktanya, entah karena banyak produk tak bermutu atau selera penonton yang menurun, hanya satu film sepanjang 2008 ini yang menghasilkan pendapatan kotor lebih dari US$ 100 juta.

Dr Seuss' Horton Hears a Who! adalah satu-satunya film yang berhasil mengumpulkan US$ 140 juta hingga awal April ini. Tahun lalu, pada periode yang sama sudah ada empat film yang berada di posisi ini, yaitu 300, Ghost Rider, Blades of Glory, dan Wild Hogs. [I3]

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...