, December 11, 2011 Hairun Fahrudin |
Library of Celcus |
Pada abad pertama masehi, Ephesus yang sekarang wilayah Turki adalah kota terbesar kedua di dunia setelah Roma di Yunani. Kejayaan Ephesus memang telah berahir. Namun, sisa-sisa peradaban yang usianya lebih dari tiga ribu tahun itu bukanlah sekadar onggokan puing. Reruntuhan kota kuno Ephesus ibarat mesin waktu yang mengantar imajinasi kita ke kehidupan masa silam.
Sebelum mengunjungi Ephesus, saya banyak membaca tentang kota kuno ini. Maklum, berwisata ke situs arkeologi sebenarnya tergolong kegiatan serius. Kita harus memahami latar belakang sejarahnya supaya tidak merasa mengamati onggokan puing.
Sebelum menjelajah taman arkeologi sesungguhnya, saya memutuskan mengunjungi Museum Efes lebih dahulu. Museum yang berada sekitar 200 meter dari terminal bus Selcuk ini menyimpan artefak-artefak yang ditemukan di sekitar reruntuhan Ephesus.
|
Efes Museum |
|
Reruntuhan Ephesus |
|
|
Teater Ephesus |
|
Majalah Intisari Desember 2011 |
|
Majalah Intisari Desember 2011 |
Baca artikel selengkapnya di majalah Intisari edisi Desember 2011. Panduan perjalanan ke Selcuk dan Ephesus bisa didapatkan di buku
Rp2,5 Jutaan Keliling Turki yang diterbitkan B-First.
http://easybackpacking.blogspot.com/2011/12/menyusuri-lorong-waktu-di-ephesus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar