Cara Malaikat Maut Memberitahu Ajal Kita !
Pergi Pulang Bekerja Tanpa Busana ( Gila ) !
Ada Staf Keuangan SMA Ternyata Pemain Film Dewasa !
Gadis-Gadis Cantik Yang Menjual Keperawanannya !
Gajah Pemakan Manusia Hebohkan India ( Nyata ! )
Menikmati Kebersamaan
Kini, kita telah menjadi orang tua, para ayah tepatnya. Dan seharusnya kita mengerti, bahwa kenangan terbaik dari masa kanak-kanak kita, hampir tidak pernah berhubungan dengan uang atau barang. Namun member perhatian dengan kebersamaan menjalani aktivitas bersama orang-orang terkasih. Dan sayangnya, banyak di antara kita yang tidak menyadari pentingnya menyediakan waktu untuk keluarga, kemudian menikmati kebersamaan bersama mereka.
Masyarakat materialis di sekitar kita, membawa pesan belanja yang akut. Menimbulkan kesan bahwa membeli barang adalah simbol kesuksesan hidup. Kemudian, banyak orangtua yang kehilangan rasa percaya diri saat mendapati diri mereka tidak bisa mengikuti pola itu. Merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi permintaan salah satu anggota keluarga tentang barang atau uang. Padahal mereka memiliki hal yang, insyaallah, jauh lebih berharga daripada pemberian barang-barang kepada anak dan istri; yaitu diri dan waktu mereka!
Maka siapkah kita, memberikan perjalanan yang akan selalu dikenang, dari kebersamaan yang kita jalani bersama anggota keluarga? Atau, kita malah tidak bisa menikmati saat-saat seperti itu? Padahal, ialah kunci kenyamanan itu, lebih dari sekedar menghujani anggota keluarga dengan hadiah barang dan uang. Yakinlah, keduanya tidak bisa membeli kebahagiaan, jika tanpa ketulusan, perhatian, dan kebersamaan.
Kebersamaan adalah awal dari sebuah komunikasi yang efektif. Jika ia berjalan dengan kuantitas dan kualitas yang terjaga, komunikasi antar anggota keluarga, insya Allah, akan membaik bersamaan dengan berjalannya waktu. Dengan kebersamaan, kita akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berbicara dan mengenal anggota keluarga yang lain lebih mendalam. Lebih berpeluang untuk berbicara dari hati ke hati, hal yang menjadi esensi hubungan emosional antar sesama aggota keluarga.
Selain itu, perasaan tidak nyaman yang mungkin timbul dalam proses bemuamalah dengan anggota keluarga, menemukan tempat untuk disalurkan. Rasa tidak puas, juga amarah yang tertahan hingga menyesakkan dada, seringkali menjadi penyebab perceraian jika tidak diselesaikan. Dan kebersamaan menjadi alat untuk menguraikannya pelan-pelan. Mengasah kepekaan dan membangun hubungan emosional yang lebih sehat.
Pernahkah kita mendengar tentang pasangan yang akhirnya bercerai, meski mengaku masih saling mencintai dan tidak membenci pasangannya? Mereka hanya tidak terhubung secara emosional. Tidak lagi saling peduli akan kebutuhan ‘rasa’ yang mulai hambar, serta energi untuk bertahan yang mulai melemah dan pudar. Bukankah Jamilah binti Ubay, istri shahabat Tsabit bin Qais, serta shahabiah istri Utsman bin Mazh’un, mengeluhkan suami-suami mereka karena kehilangan kebersamaan, meski atas nama beribadah?
Para pembunuh berdarah dingin, pelaku tindak kriminal, para remaja yang ‘nakal’, hingga orang-orang yang stress dan depresi, banyak kita temukan di sekitar kita. Mereka memiliki ciri yang hampir sama; terisolasi dari lingkungan, merasa kesepian, dan terasing dari orang-orang terdekatnya. Mereka kehilangan hubungan emosional yang dalam dan menyehatkan mental.
Mungkin mereka memiliki rumah yang megah. Mungkin perabotan mewah. Mungkin juga ibu dan ayah. Namun mereka terasing di tengah semua yang ada. Mereka kehilangan meski terlihat memiliki. Dan meski tinggal bersama, mereka, sebenarnya, kesepian dan sendiri.
Kebersamaan yang baik menjadi penawar atas semua masalah itu. Komunikasi yang terjalin, kehangatan yang tercipta, serta kenyamanan yang dirasa, membuat seluruh anggota keluarga menjadi saling menghargai kehadiran, menajamkan kepekaan akan perasaan orang lain, hingga perasaan diterima dan dicintai. Menjaga kadar hormon oksitosin, yang membuat seluruh anggota keluarga merasa ‘terhubung’.
Selain itu, kebersamaan yang positif akan menumbuhkan kerukunan, meski kadang diselingi perbedaan pendapat. Para anggota keluarga juga akan, insya Allah, mengembangkan jati diri mereka sebagai manusia yang memiliki akar dan tempat di dalam sejarah kehidupan. Tidak tercampakkan dan kehilangan jejak sejarah. Mereka, insyaallah, akan bangga menyebutkan pohon sejarah keluarga mereka yang memang dirawat untuk dibanggakan.
Dan seperti juga pertunjukan penghargaan, kebersamaan akan menimbulkan efek gelombang. Makin melebar dan meluas pengaruh yang diakibatkannya, jika ia dikerjakan. Bahkan, seringkali ia akan melahirkan kejutan-kejutan manis yang tidak terduga sebelumnya. Secara alamiah, kita akan menemukan harta karun yang bahkan tidak kita cari; hubungan personal yang semakin membaik dari hari ke hari, dari waktu ke waktu. Hal yang bahkan tidak ditemukan oleh banyak keluarga yang mati-matian mencarinya, dalam harta dan gengsi material yang palsu. Sedang kepuasan berkeluarga itu ada disini, di kebersamaan yang dinikmati oleh seluruh anggotanya.
Marilah sebagai para pemimpin keluarga, kita tumbuhkan aktivitas bersama dengan anggota keluarga. Yang fleksibel dan tidak kaku. Yang positif dan sehat. Alih-alih sebuah keistimewaan, ia adalah sebuah kebutuhan, kuantitas maupun kualitasnya. Jadi, menikmati kebersamaan keluarga, siapa yang mau?
Seorang Wanita Jadi Budak Seks Karena Tergiur Iklan !
Bertemu orang baru via internet memang butuh kehati-hatian, kalau tak mau bernasib malang seperti wanita ini. Dia menjadi korban budak seks seorang pria yang pertama kali dikenalnya via dunia maya.
Korban asal Wisconsin, Amerika Serikat, awalnya membaca sebuah iklan di situs Craigslist. Seorang pria asal New York bernama John Hopkins menawarkan kamar gratis di apartemennya, bagi siapa yang mau jadi pembantu untuk masak dan bersih bersih.
Nah, korban yang tak disebut identitasnya ini menyambut iklan itu. Setelah mencapai kata sepakat, tanpa curiga ia mendatangi rumah Hopkins. Malangnya, di situ dia malah diperkosa Hopkins berulangkali dan terjebak di dalam rumah selama delapan hari.
Sejak awal kedatangan korban, Hopkins sudah menunjukkan perangai buruk. Ia mengancam akan menjadikan korban sebagai budak seksnya. Dalam rentang waktu 4 sampai 12 Februari lalu, dia memerkosa serta menganiaya korban berulangkali dan mengurungnya.
Beruntung pada hari kesembilan, korban berhasil menghubungi ibunya. Kasus ini akhirnya sampai ke tangan polisi setempat yang langsung membekuk tersangka dan menyelamatkan si wanita malang.
Dikutip dari CNN, Hopkins terancam hukuman kurungan sampai 25 tahun penjara. Aksi kejahatan seks seperti yang dilakukannya sudah kerap terjadi, terutama via situs jejaring sosial. Kewaspadaan mutlak diperlukan.
Pelajaran dari gempa & tsunami Jepang
Tayangan televisi menunjukkan terjangan bah membawa puing-puing bangunan. NHK (Televisi Jepang) memperlihatkan kobaran api dan asap hitam mengepul di berbagai titik di kota Miyagi. Berbagai Negara juga kena Imbas akibat Tsunami Jepang ini, meskipun tidak berdaya besar, peringatan akan terjadinya gelombang tsunami dikeluarkan beberapa negara seperti Rusia, California AS, Guan, Taiwan Filipina, dan juga Indonesia.
Secara geografis, Jepang merupakan salah satu negri yang rawan terjadi bencana seperti halnya Indonesia, dalam penaganannya pun Jepang bisa diacungi jempol dalam hal ini. Skema pembangunannya sangat bagus untuk penanggulangan bencana. Antisipasi mengatasi gempa menjadi salah satu kurikulum wajib bagi siswa sekolah dasar di Jepang. Latihan antisipasi gempa dan tsunami, selalu dilakukan berkali-kali. Negri Ninja ini juga satu-satunya Negara di dunia yang memiliki Kementrian Penanganan Bencana (Disaster Management Ministry) yang setiap tahunnya memiliki anggaran beratus-ratus miliar.
Namun perlu diingat bahwa segala macam bencana di dunia ini adalah tak lepas dari kehendak-Nya. Jepang boleh saja mampu membuat bangunan yang memiliki daya tahan gempa misalnya 8,9 skala rickter. Tapi ingat! Allah bisa membuat gempa yang melebihi itu. Begitu pula, jika Allah tak berkehendak, maka bencana takkan terjadi, meskipun wilayah itu kawasan rawan bencana.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah" (QS al-Hadid: 22).
Bencana yang menimpa manusia ini bisa berupa adzab, peringatan, atau berupa ujian dan cobaan dari Rabb semesta alam. Sebagaimana kaum-kaum yang terdahulu, yang telah ditimpakan bencana kepada mereka:
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri “. (QS al-Ankabut: 40).
Sebagaimana diketahui, di Jepang telah terjadi kegersangan spiritual, menurut sumber Wikipedia: Sebagian besar orang Jepang memiliki tradisi multi agama, mayoritas orang Jepang menganut lebih dari satu agama dan sepanjang tahunnya mengikuti ritual dan perayaan dalam berbagai agama. Mayoritas orang Jepang dilahirkan sebagai penganut Shinto, merayakan Shichi-Go-San, hatsumode, dan matsuri di kuil Shinto. Ketika menikah, sebagian di antaranya menikah dalam upacara pernikahan Kristen. Penghormatan terhadap arwah leluhur dinyatakan dalam perayaan Obon, dan ketika meninggal dunia dimakamkan dengan upacara pemakaman agama Budha.
Namun bagi orang-orang yang beriman, musibah atau bencana ini bisa berupa peringatan juga ujian untuk menebus kesalahan yang pernah dilakukan.
Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami sedang menuju kemabali kepada-Nya)". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al-Baqarah: 155 -157).
Abu Hurairah ra berkata: "Ketika turun ayat 'man ya'mal suuan yujza bihi' [siapa yang berbuat kesalahan akan mendapat balasannya] (QS An-Nisa: 123), kaum Muslimin kelihatan dalam keadaan susah. Rasulullah SAW bersabda kepada mereka; 'Bidiklah dan dekat-dekatkan sasaran. Sesungguhnya dalam setiap musibah yang menimpa orang Islam, ada kaffarah sampai pun duri yang mengenainya dan kecelakaan yang menimpanya'. (HR Muslim, at-Turmudzi, dan an-Nasai).
Sungguh, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti ada hikmahnya. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika masyarakat Jepang meninggalkan kebuntuan spiritual dan ideologinya tersebut , dan menuju ke jalan Islam. Satu-satunya jalan yang diridhoi Allah.
Teknologi penangggulangan memang harus digalakkan sebagai bentuk ikhtiar manusia, namun hal itu semoga tidak membuat kita sombong sudah merasa bisa terhindar dari teguran dari Allah berupa bencana. Termasuk di Indonesia yang juga merupakan negri rawan bencana, sudah selayaknya memperhatikan strategi tanggap bencana.
Akan tetapi yang lebih utama, negri ini harus mau diatur dengan Syariah-Nya, karena bumi ini adalah milik-Nya. Peringatan dari Allah yang sering terjadi, sudah seharusnya dapat untuk diambil pelajaran. Wallahu a’lam.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka menolak (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf : 96 – 99)
Video Dewasa Membuat Pria Sulit Mencapai Klimaks !
Kemajuan teknologi informasi semakin memudahkan orang untuk mengakses Video Porno ataupun Film porno lewat internet, namun pernakah berpikir dampak yang ditimbulkan jika terlalu sering melihat video porno atau film porno ?
Laki-laki kebanyakan memiliki obsesi tinggi dengan porno. Kecanduan porno ini memang bisa menaikkan libido atau gairah seksualnya pria tapi dalam hubungan nyata pria malah sulit klimaks.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University of Montreal Kanada tahun 2008 menemukan semua pria dewasa ternyata pernah menonton pornografi. Yang mengejutkan kebiasaan itu dimulai pertama kali saat rata-rata usia pria 10 tahun.
Laki-laki yang kecanduang porno akan membuatnya sulit untuk mencapai klimaks atau melakukan orgasme palsu saat berhubungan seksual dengan perempuan yang nyata, karena kecanduan porno bisa mempengaruhi libido dan mengganggu pelepasan hormon di otak.
Fakta yang ada jika seseorang berhubungan seksual maka ia harus memiliki ikatan emosional dengan pasangan. Saat mengalami orgasme otak akan melepaskan hormon dopamin dan oksitosin yang berperan sebagai 'ramuan biokimia cinta' dan membantu membentuk ikatan emosional antar pasangan.
Tapi bagi beberapa orang yang kecanduan porno umumnya tidak benar-benar melakukan hubungan seks dengan perempuan nyata karena ia tidak memiliki perasaan emosional tersebut. Kondisi ini yang membuatnya sulit mencapai klimaks saat berhubungan seksual dengan perempuan yang nyata.
Untuk ia akan lebih merasa terpuaskan ketika melakukan monogami dengan menggunakan sesuatu yang menyenangkannya atau menggunakan alat bantu seks. Kondisi ini juga yang membedakan antara cinta dan nafsu, seperti dikutip dari Healthland.Time.
Kecanduan pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual, dapat merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang, serta pecandu pornografi tidak sanggup menghentikannya.
Porno mungkin mempengaruhi libido laki-laki dalam cara-cara merusak bagian otak yang mempengaruhi pelepasan senyawa-senyawa kimia tertentu sehingga mempengaruhi ia dalam mencapai klimaks saat berhubungan seksual.
Assange: internet adalah mesin mata-mata terhebat di dunia!
Demikian dikatakan Assange ketika berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Cambridge, Inggris, diberitakan AFP, Rabu (16/3/2011).
Assange yang juga mantan hacker komputer menyatakan bahwa internet, khususnya situs jejaring sosial seperti Facebook, memberikan kemudahan bagi pemerintah untuk mengintai aktivitas banyak orang.
"Ada aktivitas pemberontakan yang berkumpul di Facebook sekitar tiga atau empat tahun lalu dan berbasis di Kairo. Gerakan itu masih sangat kecil"
"Setelah itu, mereka semua dikumpulkan dengan memanfaatkan Facebook lalu para partisipan kelompok itu dihajar, diinterogasi, dan dibui," jelasnya.
"Internet juga memiliki beberapa cara yang memungkinkan kita untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, internet juga merupakan mesin mata-mata terhebat yang pernah ada," tambah Assange.
Kejadian ini, lanjut Assange, membuktikan bahwa selain memiliki kemampuan untuk memberi tahu kepada kita apa yang telah dilakukan pemerintah, internet juga menjadi mesin mata-mata terhebat yang pernah ada di dunia.
Bahkan, pria asal Australia berusia 39 tahun itu menyebut jika perkembangan teknologi juga turut berperan dalam menumbuhkembangkan rezim tirani.
"Ini bukan teknologi yang mengakomodir kebebasan berbicara. Ini bukan teknologi yang menghormati hak asasi manusia," kata Assange.
"Sebaliknya, ini adalah teknologi yang bisa digunakan untuk membuat sebuah rezim totaliter mata-mata, orang-orang seperti yang kita tidak pernah melihat," imbuhnya, skeptis.
Meski demikian, Assenge tetap memiliki harapan terhadap internet untuk memberi manfaat positif kepada banyak orang hingga mengubah nasib suatu negara.
Seperti bocoran kawat diplomatik di WikiLeaks yang dianggapnya telah membantu untuk memicu pemberontakan di negara-negara Arab. Ia juga mengatakan bahwa dilepasnya dokumen resmi diplomatik AS telah mengubah dinamika di Tunisia, yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan rezim.
Assange bersimpati pada Bradley Manning, tentara AS pelaku pembocoran dokumen tersebut yang kini berada di bui.
arrahmah.com
Pemimpin yang Mendengar
Hari itu, seorang nenek tiba-tiba menghentikan keledai yang ditumpangi Umar. Nenek itu langsung menceramahinya. "Hei Umar, aku dulu mengenalmu sewaktu kau dipanggil Umair (Umar kecil), yang suka menakuti-nakuti anak-anak di pasar Ukadz dengan tongkatmu. Maka hari-hari pun berlalu hingga kau disebut Umar, dan kini engkau Amirul Mukminin…''
"Maka bertakwalah engkau kepada Allah atas rakyatmu! Barang siapa yang takut akan ancaman Allah maka yang jauh (akhirat) akan terasa dekat. Barang siapa yang takut akan kematian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, dan barang siapa yang yakin akan al-hisab (hari penghitungan), ia akan menghindari azab (Allah)."
Umar hanya terdiam mendengar perkataan sang nenek tua itu. Tak satu kata pun terucap dari mulutnya. Sampai-sampai Al-Jarud Al-Abidy yang menemani Umar merasa terganggu dengan sikap nenek tua itu. Al-Jarud berkata, "Hei Nenek, Engkau telah berlebihan atas Amirul Mukminin."
"Biarkanlah ia…" cegah Umar Ra kepada Al-Jarud. "Apa engkau tidak mengenalnya? Dialah Khaulah yang perkataannya didengar oleh Allah dari atas tujuh lapis langit maka Umar lebih berhak untuk mendengarnya, tutur Amirul Mukminin.
Bahkan dalam riwayat lain, Umar berkata: "Demi Allah, seandainya ia tidak meninggalkanku sampai malam tiba, aku akan terus mendengarkannya sampai ia menunaikan keinginannya. Kecuali jika datang waktu shalat, aku akan shalat lalu kembali padanya, sampai ia menuntaskan keinginannya."
Umar RA selalu setia mendengarkan keluhan rakyatnya. Amirul Mukminin tak segan-segan untuk memohon maaf jika telah merasa lalai. Ia lalu menuntaskan hajat rakyat yang sudah menjadi kewajibannya. Sebagai Khalifah, ia bahkan pernah memikul sendiri karung gandum dan menyerahkannya pada seorang janda di ujung kota.
Begitulah Umar memberikan keteladanan kepada kita semua. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai pendengaran yang peka terhadap keluhan, bahkan kritikan rakyatnya. Ia menyadari betul, kekuasaannya hanyalah amanah yang harus ia tunaikan kepada para pemiliknya, yaitu rakyat yang dipimpinnya.
Khalifah Umar bukanlah tipe pemimpin yang haus sanjungan. Sebab, ia selalu mengingat firman Allah SWT, "Janganlah sekali-kali kamu menyangka, orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih." (Ali Imran: 188)
Forum Khusus Cewek Simpanan Menghebohkan !
Menjadi Mulia Tak Perlu Menunggu Kaya
Siapakah kedua wanita yang tinggal dalam satu atap itu? Mereka bukanlah anak dan ibu atau kakak beradik. Lalu, siapakah gerangan mereka? Keduanya tak lain adalah seorang majikan dan pembantunya.
Tanpa diketahui oleh masing-masing, sang pembantu selalu menyisihkan rezeki yang diperoleh setiap kali menerima gaji, demikian pula dengan sang majikan. Secara logika kita pastinya berfikir bahwa penghasilan sang majikan lebih besar dari sang pembantu, maka infaknya pun tentu akan lebih besar. Sang pembantu, berapalah ia mampu infakkan, apalagi harus berbagi dengan kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya.
Namun, Allah mempunyai matematika lain. Dengan gaji tak seberapa plus dipotong infak, ia hidup cukup. Anak-anaknya bersekolah sampai jenjang tertinggi.
Tentu saja bagi orang beriman yang mengakui bahwa hanya Allah yang berkuasa memberi rezeki, tak kan pernah heran atau terlontar tanya seperti demikian. Karena sudah jelas tercantum firman-Nya dalam Alquran:
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 261).
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka, dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS Al-Hadid: 18)
Demikianlah, Allah telah banyak menunjukkan salah satu contoh kekuasaan-Nya melalui kisah serupa. Sebagai sebuah pelajaran supaya cukuplah Allah tempat kita menyandarkan keyakinan sepenuhnya atas rezeki yang diberikan-Nya. Di samping itu kita tidak perlu merasa khawatir untuk bersedekah atau menginfakkan sebagian rezeki yang Allah titipkan tersebut karena janji Allah pastilah benar adanya. Kita pun tak perlu menunggu menjadi orang kaya untuk berbagi rezeki demi mendapatkan kemuliaan di hadapan-Nya.
“.... Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS Al Hujuraat [49]:13).
10 Kenikmatan Yang Menyehatkan !
Malaysia Mengolok-olok Tsunami Jepang Dengan Karikatur ( Kacau ! )
Memahami Ujian Hidup
Dalam pandangan Islam bencana dan nikmat merupakan ujian hidup yang diberikan Allah Azza wa Jalla sebagai pembelajaran agar manusia selalu mawas diri menjaga predikat mahluk yang diberikan kemuliaan. Ujian hidup pada hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan nilai-nilai kepantasan diri supaya manusia memiliki pribadi yang paripurna seperti pribadi Rosulullah SAW.
Pencapaian pribadi paripurna hanya dapat diraih melalui proses ujian yang bertahap sesuai dengan kapasitas, dinamis dan berkelanjutan sehingga berakhir pada satu titik yaitu kepantasan diri mendapatkan kebahagiaan hakiki.(bahagia dunia dan akhirat).
Tidak semua manusia bisa menempatkan diri sebagai pribadi yang pantas mendapat kebahagiaan salah satu penyebabnya adalah pola pandang yang salah tentang ujian hidup itu sendiri. Banyak manusia menganggap bahwa ujian hidup hanya dalam bentuk musibah yang buruk-buruk semata padahal nikmat yang baik-baik pun sebenarnya bentuk lain dari ujian hidup.
Dengan persepsi yang keliru mengakibatkan dangkalnya nilai hikmah yang bisa diambil dari setiap ujian hidup yang menimpa akibatnya tidak ada pembelajaran nilai untuk meningkatkan kualiatas iman dan amal. Padahal Allah Azza wa Jalla menghendaki dengan ujian hidup manusia berada pada jalan kebenaran agama, jalan yang diridha-Nya, jalan yang menempatkan manusia pada posisi kemuliaannya. Yaitu manusia yang berguna bagi manusia lain, manusia yang tidak melupakan Tuhannya, manusia yang taat kepada perintah-Nya, manusia yang selalu menjauhi larangan-Nya itulah yang dimaksud dengan jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang diberikan Kebahagiaan hakiki.
"Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran" (QS Al Araaf: 168)
Tanda-tanda Sebelum Muncul Tsunami !
Aksi Striptis Trio Macan di Sebuah Cafe Bikin Heboh !
Menggapai Derajat Siddiqin
Sekilas Tentang Hadits.
Hadits ini dengan jalur sanad merupakan hadits shahih yang diriwayatkan oleh seluruh A’immah Ashab Kutub Al-Sittah, kecuali imam Nasa’i :
- Imam Bukhari meriwayatkan dari jalur sanad Jarir bin Mansur, dari Abi Wa’il, dari Abdullah bin Mas’ud, dari Rasulullah SAW, dalam Shahihnya, Kitab Al-Adab, Bab Qoulullah Ta’ala Ya Ayyuhalladzina Amanu Ittaqullah Wakunu Ma’as Shadiqin, hadits no 6094.
- Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Birr Was Sillah Wal Adab, Bab Qabhul Kadzib Wa Husnus Shidq Wa Fadhluh, hadits no 2607.
- Imam Turmudzi dalam Sunannya, Kitab Al-Birr Was Sillah An Rasulillah, Bab Ma Ja’a Fis Sidqi Wal Kadzibi, hadits no. 1971, melalui jalur sanad A’masy, dari Syaqiq bin Salamah, dari Ibnu Mas’ud.
- Imam Abu Daud dalam Sunannya, Kitab Al-Adab, bab Fi Attasydid Fil Kadzib, hadits no. 4989, melalui jalur sanad Al-A’masy, dari Abi Wa’il dari Ibnu Mas’ud.
- Imam Ibnu Majah dalam Muqaddimah di Sunannya, Bab Ijtinab Al-Bida’ Wal Jadl, hadits no 46, malalui jalur sanad Abu Ishaq, dari Abu Al-Ahwash, dari Abdullah bin Mas’ud.
- Imam Ahmad bin Hambal dalam Sunannya, pada Musnad Al-Muktisirn Minas Shahabah dalam Musnad Ibnu Mas’ud, hadits no 3631, 3719, & 4097.
Gambaran Umum Tentang Hadits
Hadits sederhana ini menggambarkan tentang adanya dua hakekat perberbedaan yang begitu jauh, sejauh perbedaan antara surga dan neraka. Hakekat pertama adalah mengenai assidq (kejujuran & kebenaran iman), yang digambarkan Rasullah saw sebagai pintu gerbang kebaikan yang akan mengantarkan seseorang ke surga. Sementara hakekat yang kedua adalah kedustaan (al-kadzb), yang merupakan pintu gerbang keburukan yang akan mengantarkan pelakunya ke dalam neraka.
Rasulullah SAW ketika menggambarkan kedua hal di atas, sekaligus mengaitkan juga dengan mashirah (kesudahan) dua sifat yang berbeda tadi, yaitu surga bagi yang shadiq serta neraka bagi yang kadzib. Faedahnya adalau untuk memberikan tadzkir yang medalam, serta tidak menjadikan dua hal tersebut sebagai masalah yang ringan. Karena secara tabi’at, manusia seringkali menganggap remeh keduanya. Sementara kesudahan dari kedua sifat di atas sangat jauh berbeda, sejauh perbedaan antara surga dan neraka.
Pada kedua sifat yang digambarkan Rasulullah SAW di atas, selalu diikuti dengan perilaku manusia terhadap kedua sifat tersebut, hingga manusia akan menjadi salah satu diantara keduanya; shadiq atau kadzib. Artinya, untuk dikatakan bahwa seseorang itu adalah shadiq misalnya, ia harus membuktikannya dengan perbuatannya sendiri, hingga ia dengan sendirinya akan mendapatkan “gelar” sifat tersebut. Sebaliknya, seseorang yang dikatakan sebagai pendusta, adalah hasil dari perilaku dan perbuatannya, yang akhirnya menjadikannya sebagai pendusta. Dalam kasus pertama, contoh yang paling kongkrit adalah Abu Bakar As-Shidiq. Karena Abu Bakar merupakan seorang sahabat Rasulullah SAW yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan para sahabat yang lain. Imam al-Baihaqi meriwayatkan dalam syu’ab Iman dari Umar bin Khattab:
قَالَ عُمَرَ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، لَوْ وُزِنَ إِيْمَانُ أَبِيْ بَكْرٍ بِإِيْمَانِ أَهْلِ اْلأَرْضِ لَرَجَّحَ بِهِمْ
“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat maka akan lebih berat keimanan Abu Bakar.” (Syu’abul Iman, bab al-Qaul fi ziyadatil Iman wa Naqshanih; I/69)
Bahkan Rasulullah SAW sendiri juga pernah memuji keislaman Abu Bakar, sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa al-Nihayahnya; “Tiada aku mengajak seorang masuk Islam, tanpa ada hambatan, keraguan, tanpa mengemukakan pandangan dan alasan, hanya Abu Bakar lah. Ketika aku menyampaikan ajakan tersebut, dia langsung menerimanya tanpa ragu sedikitpun.”
Puncaknya adalah pada kejadian isra’ dan mi’raj, ketika seluruh manusia mendustai Rasulullah SAW. Namun Abu Bakar justru membenarkan kejadian tersebut. Al-Hakim meriwayatkan, “Pagi hari pada setelah peristiwa isra’ mi’raj kaum musyrikin mendatangi Abu Bakar seraya mengatakan, “Apakah kamu mempercayai sahabatmu (yaitu Rasulullah SAW) yang mengira bahwa ia telah melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis tadi malam?”. Abu Bakar balik bertanya, “Apa benar Muhammad mengatakan hal tersebut?”. Mereka menjawab, “benar”. Lalu Abu Bakar mengatakan, “Sungguh apa yang diakattannya itu benar. Dan aku akan membenarkannya pula, jika ia mengatakan lebih dari itu…” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak). Oleh karena itulah Abu Bakar mendapatkan julukan Assidiq. Gelar Assidiq ini merupakan pemberian dari Allah melalui lisan Rasulullah SAW, sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib. Dan jadilah sifat sidiq ini menjadi khas dimiliki oleh Abu Bakar, sebelum dimiliki oleh sahabat-sahabat yang lainnya. Dan hal ini menunjukkan bahwa sidiq merupakan sifat yang memiliki nilai tinggi di sisi Allah SWT.
Pengertian Assidq
Dari segi bahasa, sidiq berasal dari kata shadaqa yang memiliki beberapa arti yang satu sama lain saling melengkapi makna yang dikandungnya:
الصدق: من صدق – يصدق - صدقا
Lawan kata sidiq adalah kadzib (dusta). Diantara arti sidiq adalah: Benar, jujur/ dapat dipercaya, ikhlas, tulus, keutamaan, kebaikan, dan kesungguhan. Penulis melihat bahwa sidiq di sini lebih dekat dengan sebuah sikap pembenaran terhadap sesuatu yang datang dari Alah dan Rasulullah SAW yang berangkat dari rasa dan naluri keimanan yang mendalam. Contoh kisah Abu Bakar sebagai penguatnya. Karena beliau dapat membuktikan implementasi keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan membenarkan peristiwa isra’ dan mi’raj, diwaktu tiada orang yang mempercayai Rasulullah SAW. Artinya, sifat shidiq ini lebih dekat pada kebenaran implementasi keimanan seseorang dalam mengarungi kehidupan. Benarkah imannya, atau dustakah ia? Meskipun tidak salah juga ketika mengartikan shidq dengan kejujuran, sebagaimana lawan katanya yaitu al-kadzib dengan kedustaan.
Para ulama sendiri, ketika diminta komentarnya mengenai makna dari Shidiq, mereka memiliki beragam gambaran, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Shidiq adalah menyempurnakan amal untuk Allah.
• Shidiq adalah kesesuaian dzahir (amal) dengan bathin (iman). Karena orang yang dusta adalah mereka yang dzahirnya lebih baik dari bathinnya.
• Shidiq adalah ungkapan yang haq, kendatipun memiliki resiko yang membayahakan dirinya.
• Shidiq adalah perkataan yang haq pada orang yang ditakuti dan diharapkan.
Sidiq Merupakan Hakekat Kebaikan
Sidiq merupakan hakekat kebaikan yang memiliki dimensi yang luas, karena mencakup segenap aspek keislaman. Hal ini tergambar jelas dalam firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah 177:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya (bersifat sidiq) ; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Dalam ayat ini digambarkan dimensi yang dicakupi oleh sidiq yaittu meliputi keiamanan, menginfakkan harta yang dicintai, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji, bersabar dalam kesulitan dst. Oleh karena itulah, dalam ayat lain, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa bersama-sama orang yang sidiq: (QS.9 : 119)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (sidiq). ”
Membaca Hadits-hadits Tentang Sidiq
Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihinnya menyebutkan enam hadits dalam bab sidiq. Dari keenam hadits tersebut dapat disimpulkan hal-hal bwerikut:
1. Bahwa sidiq itu menuntun seseorang menuju kebaikan, dan kebaikan akan membawanya ke surga. Hal ini digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits berikut:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ… (متفق عليه)
“Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda; ‘Sesungguhnya sidiq itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan membawanya ke dalam surga…’
2. Sementara itu lawan dari sidiq, yaitu kadzib meruapakan sumber dari keburukan:
وإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار… (متفق عليه)
“Dan sesungguhnya kedustaan itu membawa kepada keburukan, dan keburukan itu membawa kepada api neraka.”
3. Sidiq merupakan ketenangan. Hal ini tergambar dari hadits Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ السَّعْديِّ قَالَ قُلْتُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا مَا حَفِظْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَفِظْتُ مِنْهُ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ (رواه الترمذي)
Dari Abu Haura' As-Sa'dy, aku berkata kepada Hasan bin Ali ra, apa yang kamu hafal dari hadits Rasulullah SAW? Beliau berkata, aku hafal hadits dari Rasulullah SAW: “Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kebenaran membawa pada ketengangan dan dusta itu membawa pada keragu-raguan.” (HR. Tirmidzi)
4. Sidiq merupakan perintah Rasulullah SAW. Hal ini dikatakan oleh Abu Sufyan ketika bertemu dengan raja Hirakleus:
عَنْ أَبِيْ سُفْيَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ هِرْقَلٌ فَمَاذَا يَأْمُرُكُمْ؟ قَالَ أَبُوْ سُفْيَانٌ، قُلْتُ يَقُوْلُ اعْبُدُوْا اللهَ وَحْدَهُ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَاتْرُكُوْا مَا يَقُوْلُ آبَاؤُكُمْ، وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلاَةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ وَالصِّلَّةِ (متفق عليه)
“Apa yang dia perintahkan pada kalian?, Abu Sufyan menjawab, “Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, meninggalkan semua ajaran nenek moyang, mendirikan shalat, bersikap sidiq (jujur/ benar), sopan santun dan menyambung tali persaudaraan.”
5. Dengan sidiq seseorang akan mendapatkan pahala sesuatu yang dicita-citakannya, meskipun ia belum atau tidak dapat melakukan sesuatu yang menjadi cita-citanya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengatakan:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَنْ سَأَلَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ، وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ (رواه مسلم)
“Barang siapa yang meminta kesyahidan kepada Allah SWT dengan sidiq (sebenar-benarnya), maka Allah akan menempatkannya pada posisi syuhada’, meskipun ia meninggal di atas ranjangnya.”
6. Sidiq akan mengantarkan seseorang pada keberkahan dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengemukakan:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْبَيْعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبا مَحَقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا (متفق عليه)
“Penjual dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum berpisah. Maka jika benar dan jelas kedua, diberkahi jual beli itu. Tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapuspah berkah jual beli tersebut.”
Siddiqin dan Saddiqat akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar
Dalam al-Qur’an dengan sangat jelas Allah memuji orang yang sidiq, baik dari kaum mu’minin maupun mu’minah. Bahkan Allah menjanjikan kepada mereka mendapatkan ampunan dan pahala yang besar. Dalam surat al-Ahzab (QS. 33: 35) Allah mengatakan:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Derajat Siddiqin bersama Para Nabi, Syuhada’ dan Shalihin
Selain mendapatkan ampunan dan pahala yang besar, para siddiqin juga akan menempati posisi yang tinggi di sisi Allah kelak di akhirat. Mereka akan disatukan bersama para nabi dan orang-orang yang mati syahid, serta para shalihin. Allah berfirman: (QS. 4: 69)
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Posisi apakah yang paling mulia di akhirat kelak selain posisi para nabi dan syuhada’ serta orang-orang shaleh?. Hal ini menunjukkan betapa sidiq merupakan sifat yang sangat disukai Allah SWT. Jika tidak, tentu Allah tidak akan menjanjikan sesuatu yang sangat tinggi kepada mereka.
Sidiq Merupakan Sifat Para Nabi
Dalam al-Qur’an setidaknya Allah menyebutkan tiga nabi yang memiliki sifat siddiq ini. Yang pertama adalah Nabiullah Ibrahim as. Allah memujinya karena memiliki sifat ini: (QS. 19: 41)
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
“Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.”
Kemudian yang kedua adalah Nabiullah Idris as. Allah juga memujinya dalam al-Qur’an karena memiliki sifat sidiq. Allah berfirman: (QS. 19: 56)
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.”
Adapun yang ketiga adalah Nabiullah Yusuf as. Beliau membuktikan kebenaran keimanannya kepada Allah dengan menolak ajakan Zulaikha untuk berbuat zina, meskipun disertai dengan ancaman: Allah berfirman (QS. 12: 51):
قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ إِذْ رَاوَدْتُنَّ يُوسُفَ عَنْ نَفْسِهِ قُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوءٍ قَالَتِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ اْلأَنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ
أَنَا رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ
“Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan daripadanya. Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar."
Ciri-ciri Orang yang Sidiq
Orang yang sidiq memiliki beberapa ciri, diantara ciri-ciri mereka yang Allah gambarkan dalam al-Qur’an adalah:
1. Teguh dan tegar terhadap apa yang dicita-citakan (diyakininya). Allah SWT mencontohkan dalam al-Qur’an, orang-orang yang sidiq terhadap apa yang mereka janjikan (bai’atkan) kepada Allah: (QS. 33: 23)
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
“Di antara orang-orang mu'min itu ada orang-orang yang menepati (membenarkan) apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)”
2. Tidak ragu untuk berjihad dengan harta dan jiwa. Allah berfirman dalam al-Qur’an (QS. 49: 15)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.”
3. Memiliki keimanan kepada Allah, Rasulullah SAW, berinfaq, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji dan sabar. (QS. 2: 177)
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
4. Memiliki komitmen yang kuat terhadap Islam. Allah mengatakan dalam al-Qur’an, (QS. 3: 101)
وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“…barang siapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, maka sungguh dia telah mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus…”
Cara Mencapai Sifat Sidiq
Setelah kita melihat urgensitas sifat sidiq ini, maka setidaknya muncul dalam hati kita keinginan untuk melengkapi diri dengan sifat ini. Karena sifat ini benar-benar merupakan intisari dari kebaikan. Dan sifat ini pulalah yang dimiliki oleh sahabat yang paling dicintai Rasulullah SAW yaitu Abu Bakar Asidiq. Penulis melihat ada beberapa cara yang semoga dapat membantu menumbuhkan sifat ini:
1. Senantiasa memperbaharui keimanan dan keyakinan kita (baca; ketsiqahan) kepada Allah SWT. Karena pondasi dari sifat sidiq ini adalah kuatnya keyakinan kepada Allah.
2. Melatih diri untuk bersikap jujur diamana saja dan kapan saja serta kepada siapa saja. Karena kejujuran merupakan karakter mendasar sifat sidiq.
3. Melatih diri untuk senantiasa membenarkan sesuatu yang datang dari Allah (Al-Qur’an dan sunnah) , meskipun hal tersebut terkesan bertentangan dengan rasio. Karena kebenaran mutlak hanyalah milik Allah. Sementara ijtihad manusia masih sangat memungkinkan adanya kesalahan.
4. Senantiasa melatih diri untuk komitmen dengan Islam dalam segala aspeknya; aqidah, ibadah, akhlaq dan syari’ah. Karena salah satu ciri siddiqin adalah memiliki komitmen yang tinggi terhadap Islam:
وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“…barang siapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, maka sungguh dia telah mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus…”
5. Sering mentadaburi ayat-ayat Allah, hadits-hadits Rasulullah SAW mengenai sifat sidiq. Karena mentadaburi ayat dan hadits juga merupakan cara tersendiri yang sangat membekas dalam jiwa manusia.
6. Senantiasa membuka-buka lembaran-lembaran sejarah kehidupan salafu shaleh, terutama pada sikap-sikap mereka yang menunjukkan kesiddiqannya.
7. Memperbanyak dzikir dan amalan-amalan sunnah. Karena dengan hal-hal tersebut akan menjadikan hati tenang dan tentram. Hati yang seperti ini akan mudah dihiasi sifat sidiq.
Yang kita hawatirkan adalah munculnya sifat kadzib, sebagai lawan dari sidiq dalam jiwa kita. Karena tabiat hati, jika tidak dihiasi dengan sifat yang positif, maka ia akan terisi dengan sifat negatifnya. Oleh karena itulah, marilah kita menjaga hati kita dengan menjauhi sifat munafiq dan kedustaan, yang dapat menjauhkan kita dari sifat sidiq. Untuk kemudian berusaha setahap demi setahap untuk menumbuhkan sifat sidiq, agar kita dapat bersama-sama dengan para nabi, syuhada’ dan shalihin di akhirat kelak. Amiin.
Penyebab Gagalnya Dakwah : Israaf (Berlebihan)
Faktor-Faktor Penyebab Israaf
Pertama, latar belakang keluarga. Sikap israaf dapat timbul akibat pengaruh situasi dan kondisi serta latar belakang keluarga. Seseorang yang dibesarkan disebuah lingkungan keluarga yang diwarnai oleh sikap senang berlaku israaf dn berfoya-foya , maka kmungkinan besar dirinya akan tertulari oleh penyakit itu, kecuali mereka dikasihi oleh-Nya. Seorang penyair melukiskan fenomena tersebut dalam untaian syairnya seperti :
“Seseorang akan tumbuh berkembang, sebagaimana yang dibiasakan oleh orang tuanya”.
Dari keterangan diatas agaknya kita dapat memetik hikmah rahasia ajaran Islam yang meminta kepada para orang tua agar mereka menjadikan tuntutan syariah Allah sebagai rujukan dalam memilih jodoh bagi putra-putrinya :
“Dan kawinkanlah orang-orang sendirian (belum kawin) diantara kamu, dan (kawinkanlah) orang-orang yang shaleh (baik) di antara hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.” (QS. An-Nuur [24] : 32)
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik walaupun ia menarik hatimu. Jangahlan kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada orang musyrik walaupun dia menarik perhatian hatimu. Mereka akan mengajakmu ke neraka, sedang Allah mengajakmu ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 221)
Kedua, keluasan rezeki yang diperoleh setelah kesempitan. Sebab lain yan dapat mendorong sikap israaf adalah keluasan atau kemudahan dalam mendapatkan rezeki atau kesenangan hidup yang sebelumnya sangat sulit didapatkan. Di kalangan umat ini kerap terjadi kasus orang-orang yang selagi mereka dicoba oleh Allah dengan kesempaitan rezeki dan aneka kekurangan hidup lainnya, mereka mampu bersikap sabara dan tabah menerima keadaan tersebut.
Mereka masih tetap bertahan memegang kendali prinsip-prinsip Ilahi. Akan tetapi manakala mereka dicoba oleh Allah dengan kelapangan rezeki dan kemudahan mendapatkan kesenangan hidup, justru mereka tidak mampu bersikap tawassuth (pertengahan) dan I’tidal (seimbang) dalam mempergunakan harta dan kenikmatan hidup yang ada pada dirinya untuk menuju keridhaan –Nya. Sebaliknya, sikap hidup mereka berbalik drastis dan berlaku israaf dan tabdziir (menyia-nyiakan harta).
Amr bin Auf r.a. meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, bersabda : “Sebarkanlah berita gembira dan bercita-citalah dengna sesuatu yang membuat kalian senang. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku kawatirkan atas kalian, tetapi aku kawatir jika dunia telah dihamparkan kepada kalian sebagaimana dihamparkan kepada umat terdahulu, kemudian kalian akan saling berlomba sebagaimana mereka berlomba, sehingga akhirnya, hal iu akan membinasakan kalaian, sebagaimana telah membinasakan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)
Abu Sa’id al Hudri r.a juga meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalahu Alaihi Wa salam, bersabda : “Sesungguhnya kehidupan dunia itu manis dan menawaan, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian Khalifah diatasnya. Maka takutlah kalian dengan manisnya kehidupan dunia dan waspadalah terhadap wanita , karena sesungguhnya awal fitnah yang menimpa Bani Israel adalah wanita.” (HR. Muslim)
Inilah Pandangan Pemikir Muslim Jepang Tentang Islam, Mesir & Barat
Kini beberapa sumber, seperti JapanFocus.Org, Mission Islam.com, dan Caesar E Farah, lewat bukunya "Islam: Belief and Observation", diterbitkan oleh Seri Pendidikan Baron (2003), dan studi Michael Penn (diterbitkan oleh Havard Asia tahun 2008) memperkirakan jumlah populasi Muslim di negeri Sakura itu sekitar 100 ribu orang.
Islam tetap menjadi minoritas di Jepang dan tidak ada bukti kuat apakah Islam berkembang atau tidak. Alih agama lebih banyak terjadi di kalangan wanita muda Jepang lewat perkawinan, sebagaimana terdokumentasi oleh Japan Times, di awal 1990-an.
Namun meski minoritas, bukan berarti tak ada tokoh yang layak diperhitungkan. Salah satu cendekiawan Muslim Jepang dengan pandangan cukup berpengaruh di dunia Islam adalah Kosugi Yasushi. Dalam wawancara dengan ZAKIAH KOYA pekan lalu, ia membagi pandangannya tentang Islam di Jepang, perkembangan timur tengah sekaligus prasangka barat terhadap Islam. Guru besar bidang Studi Asia dan Afrika yang mengambil gelar sarjana di Universitas Al Azhar itu pun menggambarkan Islam sebagai agama disiplin. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana anda mengartikan Islam?
Islam adalah agama religius dan sebuah peradaban sekaligus. Islam itu unik dan memiliki system untuk memandu kehidupan manusia di setiap lini kehidupan. Beberapa agama universal lain membedakan antara agama dan kehidupan sekuler. Namun Islam tidak dan itulah yang membuatnya unik.
Saya memandang peradaban sebagai satu perangkat sistem teknologi—secara garis besar dibagi dua—satu adalah teknologi dalam arti ilmiah. Sementara satu lagi adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola kehidupan sosial. Untuk mengatur sebuah masyarakat, kita pasti butuh perangkat teknologi—kita tidak bisa sekedar hidup alamiah begitu saja.
Islam memiliki kedua sistem tersebut, namun jika kita melihat sejarah, Islam menjadi sebuah peradaban yang ilmiah setelah keluar dari semenanjung Arab. Semua peradaban membutuhkan tiga hal landasan yakni pandangan universal, kehidupan manusia dan masyarakat. Semua itu terjadi di Arab, sebenarnya ini adalah agama dalam pandangan barat pula
Kedua, teknologi sebagai pengatur dan pengelola masyarakat, tidak benar-benar berada di semenanjung Arab. Itu terjadi ketika Islam menyebar selama kekalifahan Ottoman. Saat itulah Islam memulai peradaban di Timur, Yunani. Peradaban itu hadir bersama dengan inovasi teknologi dan penemuan ilmiah, semua terakumulasi di sana. Peradaban Islami memiliki kontribusi besar, salah satu contoh di bidang matematika.
AGAMA DAN ORANG JEPANG
Mengapa Islam tak terlalu mendapat perhatian di Jepang, tak seperti di barat?
Saya pikir Islam datang ke Jepang sangat terlambat. Islam bergerak ke timur dari semenanjung Arab selama berabad-abad dan mencapai Filipina selatan, yang dulu menjadi koloni Spanyol. Sementara di Jepang, yang datang pertama kali bukan Islam, melainkan Kristen. Jadi ada jeda waktu cukup besar.
Sangat sedikit Negara yang berjarak dari Islam. AS dan Inggris memiliki kontak dengan dunia Islam—-mereka memang antagonis-—namun mereka memang melakukan banyak persentuhan dengan dunia Islam. Islam datang ke Jepang ketika orang Jepang mulai kurang tertartik dengan agama. Pascaperang, Jepang lebih tertarik terhadap ekonomi, dan saat itu bukanlah waktu untuk tipe tentara religius ala samurai.
Apakah itu karena orang Jepang sangat berakar dengan tradisi sehingga Islam mungkin tidak sejalan?
Tidak, bukan itu. Jepang adalah negara dengan banyak agama. Islam datang ke Jepang di saat perhatian utama orang-orang bukan lagi agama.
Kapan itu saat orang Jepang sangat agamis?
Sekitar 100 tahun lalu, orang Jepang sangat religius—Budha, Konfusius dan Toisme. Kristen juga popular ketika datang namun dilarang karena ajaran agamam menentang sistem feudal. Alasan pelarangan bersifat politis, bukan karena alasan agama. Sepanjang sejarah, orang-orang Jepang bersikap lunak dalam menerima agama baru dari luar.
Islam diterima di Jepang, tidak ada Islamofobia di Jepang, namun penerimaan berjalan sangat lambat karena mereka tertarik pada ekonomi dan globalisasi—kedua hal itu mungkin prioritas mereka saat ini.
Orang Amerika adalah masyarakat religius terlepas kemajuan ekonomi yang mereka peroleh, namun orang Prancis tidak tertarik dengan agama, seperti itu kira-kira.
Masalah lain adalah bahasa, pasalnya Islam tidak dikenalkan (sangat banyak) dalam bahasa Jepang. Kami telah mencoba. Saya bisa katakan Jepang seperti Inggris bertahun-tahun lalu, namun jika anda bandingkan jumlah buku tentang Islam dalam Bahasa Inggris dan dalam Bahasa Jepang, tidak bisa disamakan. Jika saja ada pengenalan lebih kuat di Jepang, mungkin Islam akan mendapat perhatian.
Argumen saya ialah apakah Islam memang benar-benar dikenalkan di Jepang. Islam masihlah agama yang belum diketahui, meski lebih baik ketimbang dekade sebelumnya. Di barat, ini adalah agama yang selip dipahami. Sementara di sini adalah agama yang belum dikenal.
Apakah anda seorang Muslim?
Jangan tanya apakah saya seorang Muslim atau bukan. Saya tidak mengutarakan pendapat saya hanya karena saya seorang Muslim.
PERKEMBANGAN DI TIMUR TENGAH
Berapa lama anda berada di Timur Tengah?
Saya tinggal di Mesir selama delapan tahun pada 1970-an di Kairo, di hari-hari pertama Presiden Mubarak menjabat dan saya sering bepergian ke sana.
Perubahan politik di Mesir,--apakah itu karena kecintaan pada negara yang membuat mereka bergerak saat ini?
Mereka cinta negara baik dengan atau tanpa Mubarak. Bagi Muslim Mesir, cinta terhadap negara, beridentitas Arab dan menjadi Muslim adalah satu. Mereka tidak membedakan ketiganya.
Menurut anda, apa sebutan paling tepat untuk gelombang protes yang terjadi, people power, revolusi?
Gerakan rakyat untuk menghancurkan kediktatoran—ya. Kita harus melihat ke arah mana revolusi bergerak dan dalam maksud apa. Lalu yang terjadi di Mesir? Pada 1980 adalah masa demokratisasi. Sosialisme Arab sangat populer di 1950-an dan 1970-an. Setelah ini mereka memulai demokrasi.
Dengan demokratisasi, kebangkitan Islam mencuat, sehingga negara-negara ini dan barat memiliki masalah. Mereka menyukai demokratisasi namun mereka tiak suka suara mayoritas Islami dalam demokratisasi tadi.
Padahal dalam demokrasi, anda harus bergerak ke arah yang dikehendaki rakyat. Pada 1990, negara-negara ini (di Timur Tengah) dan sekutunya dari barat memutuskan demokratisasi bukan hal penting, sebab itu hanya akan membuat ruang bagi suara Islam. Itulah yang terjadi di negara Palestina. Ketika Hamas memenangkan pemilu, sanksi justru dijatuhkan, ada preseden buruk dalam demokratisasi di sana.
Saya sendiri seorang demokrat--pendukung demokrasi. Demokrasi harus menoleransi semua ideologi kecuali yang ingin menghancurkan demokrasi. Beberapa cendekia di barat akan berargumen bahwa Hamas dapat menghancurkan demokrasi--namun itu tidak benar. Mereka justu memenangkan suara lewat demokrasi. Demokrasi adalah sistem yang merefleksikan suara rakyat. Jika anda tidak suka suaranya, maka cobalah mengubah suara, bukan sistemnya.
"Jika anda membatalkan demokrasi--yakni pemilu--karena anda tidak suka suaranya, maka sebagai seorang demkrat, anda bermasalah.
Apakah yang terjadi di Mesir adalah demokrasi?
Itu adalah tuntutan rakyat, dimana suara rakyat tercermin di dalamnya. Yang sesungguhnya terjadi, jika rakyat berjuang dalam himpitan ekonomi, dan bila mereka mengatakan ingin kehidupan lebih baik, dan jika penguasa dapat memberikan situasi lebih baik tanpa melalui parlemen, maka itu mungkin berhsil.
Tapi masalahnya orang-orang berpengaruh memiliki telinga, namun kerap kali penguasa tak punya kuping, sehingga rakyat bertanya. Rakyat Mesir ingin suara mereka didengar.
Apakah anda setuju Ikhwanul Muslimin berperan besar dalam gerakan protes ini?
Tidak diragukan Ikhwanul Muslimin memainkan bagian besar. Mereka adalah gerakan non-politik namun menjadi politis. Juga tak diragukan pula peran kaum muda sangat dominan lewat internet dan Facebook, mereka menuntut kediktatoran segera berakhir. Anda lihat, tidak ada kekacauan dalam demonstrasi. Ikhwanul Muslimin tidak menuntut agenda mereka, rakyatlah yang menuntut
Mengapa mereka tidak berada di garis depan?
Mereka (Ikhwanul Muslimin) tahu ketika penguasa diktator pergi, mereka dapat membicarakan agenda mereka kemudian.
Ini bukan kali pertama di Mesir, bahwa rakyat memaksa presiden mereka turun. Mengapa ini menjadi efek domino?
Tunisia yang pertama kali memercikkan gerakan ini.
Apakah anda melihat efek domino di negara-negara Arab?
Saya tidak suka menggunakan kata domino di sini, karena ia memiliki konotasi sejarah tertentu.
Oke, apakah yang terjadi di Mesir akan mengubah negara lain? Bagaimana dengan Libya?
Rakyat frustasi dimana-mana--saya telah mengatakan ini selama 20 tahun--saya telah menyaksikan ini, khususnya di Mesir. Fakta sederhana adalah rakyat tidak melakukan revolusi satu kali setiap tiga dekade. Ketika revolusi Iran terjadi pada 1979, mereka memprediksi itu akan merembet ke Mesir. Saya tidak setuju dan memang tidak terjadi. Mengapa?
Karena Mesir baru saja mengalami revolusi menjadi republik pada 1952. Saat itu terlalu dini. Revolusi (baru terjadi) ketika pertentangan sosial terakumulasi dan kian jenuh sehingga reformasi saja tak cukup mengatasi situasi. Saya tak melihat itu terjadi di setiap negara.
Apakah menurut anda ini adalah awal revolusi?
Bergantung bagaimana anda mengartikan revolusi. Revolusi Mesir pada 1952 dimulai namun justru menciptakan kediktatoran Nasser. Gaya diktator sudah usang. Gaya itu bekerja ketika rakyat dapat memberi aspirasi nasional ke pemimpin dan rakyat tidak keberatan dengan kondisi tanpa kebebasan.
Bagaimana anda memprediksi Mesir ke depan?
Ini pertanyaan sulit. Saya tidak sepakat dengan pendapat bahwa orang-orang yang melakukan demonstrasi berasal dari kalangan miskin. Ada pula golongan menengah dan orang-orang berpendidikan tinggi, bila tidak, tentu anda tak mungkin mengharapkan jaringan Facebook ambil bagian di negara seperti Mesir.
Mereka ikut turun ke jalan karena mereka pun frustasi. Salah satu penyebab keberhasilan gerakan protes ini yakni adanya spektrum luas. Mubarak dan putranya dengan egois telah mengasingkan diri dari elit penguasa lain. Mesir telah menjadi medan bagi setiap kekuatan politik, dunia kini terbuka. Ini adalah saat bagi rakyat Mesir dari berbagai aspirasi politik untuk bergabung.
Anda melihat itu terjadi?
Saya pikir demikian. Bahkan sebelum pemilu, sudah dimulai dalam reformasi konstitusi. Jika anda memiliki kesadaran secara politik, maka anda harus bergabung karena ini adalah masa di mana anda dapat menciptakan tatanan masyarakat baru.
Rakyat Mesir saat ini bertanya 'sekarang apa?'. Seberapa lama mereka dapat bertahan tanpa seorang pemimpin?
Secara umum, masyarakat Mesir lebih homogen ketimbang negara lain, bahasa yang sama, mayoritas Muslim dengan beberapa minoritas. Namun toh mereka masih sangat Mesir, seperti Kristen Koptik. Secara umum, kelompok disintegrasi tidaklah begitu kuat.
Bagaimana dengan Yaman? Skenario serupa terjadi bila presiden juga mundur?
Yaman sangat sulit untuk didefinisikan--sangat terpolarisasi. Namun Mesir memiliki bentuk terpusat selama berabad-abad. Setiap negara memiliki latar berbeda. Gerakan protes masal, saya pikir tidak akan berjalan sama seperti yang terjadi di Mesir. Kita telah melihat itu di Bahrain, Libya dan Yemen, juga kesulitan yang timbul Saya tidak terkejut bila tidak seperti Mesir. Saya yakin ini adalah awal era baru.
PRASANGKA BARAT
Pakar politik mengatakan bahwa gerakan protes damai dari rakyat Mesir, cukup untuk membunuh pandangan bahwa pemuda Arab potensial direkrut oleh al Qaidah, benar demikian?
Mesir tak memiliki banyak kaitan dengan al Qaidah. Barat sepenuhnya salah ketika melabeli Arab potensial menjadi teroris. Terdengar sekali bahwa mereka berprasangka.
Islam diasosiasikan dengan kekerasan akhir-akhir ini. Muslim berkata Islam adalah agama damai, namun demonstrasi damai di Mesir tidak memanifestasikan Islam sebagai agama damai. Islam adalah agama disiplin. Saya dengar dari orang-orang Jepang di sana, bagaimana di hari-hari terakhir demonstrasi, setiap orang termasuk tentara beribadah bersama-sama, tapi sekali lagi itu bukan damai, itu disiplin.
Dalam media barat, Islam dicitrakan menciptakan kekacauan karena tatanan mereka di dunia tidak sejalan dengan kekacauan yang mereka (barat) tata.
Islam adalah sistem, ia memiliki disiplin. Kekacauan terjadi ketika mereka masuk, juga salah satu prasangka.
Mantan Presiden Mubarak berkata "Saya harus mencegah kekacauan." Pemerintah diktatornya adalah tatanannya, di luar itu adalah kekacauan. Itu adalah presepsinya. Seperti Hamas yang menang karena proses demokrasi, itu adalah tatanan atau kekacauan?
Demonstrasi Mesir dilakukan dengan damai dan tatnan berjalan baik, namun kita harus memahami bahwa Al Qaidah tidak memiliki akar dengan yang terjadi di Mesir. Perlu diketahui, tidak pernah pula insiden bom bunuh diri terjdi di Mesir hingga akhir-akhir ini.
Apakah ini karena sikap bias Barat yang memandang skeptis terhadap gerakan protes yang damai?
Pada akhir abad ke-20, barat memang sangat bias. Jangan panggil seseorang dengan nama lain hanya karena anda tidak suka, itu hanya akan membuat kita tak pernah memahami satu sama lain. Barat memanggil Islam, Muhammdisme. Ini benar-benar prasangka buruk.
Gunakan standar kesopanan dasar, panggil berdasar nama aslinya. Sebagai contoh bom bunuh diri, itu adalah nama yang diberikan oleh barat. Mereka (Arab-red) tidak menyebutnya bunuh diri.
Bahkan beberapa cendekiawan tidak suka menyebut (apa yang terjadi di Iran) Revolusi Islam. Kita dapat berdebat apakah itu memang Islami atau bukan namun itulah nama yang diberikan mereka (barat) kepada revolusi di sana. Jangan campuradukkan dengan nama pribadi mereka.
Lalu, bagaimana anda menyebut mereka yang memang menciptakan masalah?
Beberapa dari mereka adalah teroris. Beberapa dari mereka tidak. Masalahnya bila anda memanggil Hamas adalah teroris, maka anda dalam masalah, karena Hamas memiliki nama. Mereka adalah operasi militer. Mereka juga diakui rakyat Palestina dalam sistem demokrasi yang sah. Mereka menganggap Israel adalah zona perang dan bagi mereka itu adalah pertempuran. Jika anda panggil Hamas teroris dan Israel adalah tentara, maka anda telah berpihak pada satu sisi.