Pengaruh Do'a dalam Hati

Doa adalah obat yang mujarap untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Aktivitas doa, tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Ibarat sebuah permohonan atau seperti istilah proposal yang diajukan kepada Allah SWT. Dengan proposal itu, Allah SWT akan tahu yang diungkapkan hambanya.

Selain itu, doa juga bisa menyembuhkan penyakit di dalam ‘dada’. Dada yang dimaksud dalam konteks ini adalah hati. Jika hati sudah digerogoti virus, maka akan sangat sulit disembuhkan. Tak ada cara lain, pengobatannya hanya dengan ayat-ayat Allah, karena penyakit di dalam dada bukan hanya sekedar penyakit jantung atau penyakit tubuh saja, melainkan banyak penyakit yang tidak bisa dilihat secara kedokteran atau medis.

Penyakit hati adalah penyakit berbahaya, sebab hati tongkat pertama yang akan memerintahkan anggota tubuh lainnya untuk berbuat maksiat. Misalnya penyakit dengki, iri, sombong dan masih banyak penyakit yang akan bersarang di hati.

Mengapa obatnya hanya dengan doa? Sebab do’a itu pada dasarnya merupakan pengakuan kepada Allah. Dari Allah dan hanya Allah yang bisa menyembuhkan. Seperti ditegaskan dalam Surat Yunus ayat 57 yang artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat dari bagi orang-orang beriman. Dalam ayat itu sangat jelas, jika hati selalu mendapat suntikan ayat-ayat Allah, niscaya akan menghasilkan kebersihan dan kemurnian hati. Anggota tubuh lainnya juga tidak akan menjalankan kemaksiatan.

Dengan demikian, jika hati bersih maka akan bersih pula kehidupan sosial. Tidak akan ada lagi masalah-masalah yang berpangkal dari kedengkian hati. Dengki itu ibarat api, makin membesar apabila tidak segera dipadamkan. Jika sudah demikian, maka akan sulit disembuhkan. Kejadian yang terjadi selama ini, seperti pembunuhan, perceraian, pemerkosaan, korupsi dan banyak lagi perbuatan akibat dari ‘hati’. Semua itu tidak akan terjadi apabila hati kita selalu terpenuhi ayat-ayat Allah, yang pasti akan menuai dan menghasilkan kebajikan dan jalan kebaikan.

Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim menegaskan, Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging, bila ia baik, maka baik pula seluruh jasad, dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa gumpalan itu adalah hati. Jadi sudah jelaskan bahwa betapa bahayanya penyakit hati ini, jadi hanya dengan doa dapat tersembuhkan penyakit hati itu.

Tujuan utama dari doa adalah untuk pendakian spiritual menuju Sang Khalik, proses penyatuan diri hamba dengan penciptanya. Sholat dan dzikir juga bagian dari doa tersebut. Doa akan cepat terkabul apabila disampaikan dengan lemah lembut, santun dan lebih penting lagi penuh keyakinan. Bisa juga banyak berdzikir, maka Allah akan selalu mengabulkan permohonan hambanya, seperti ditegaskan dalam Al-Quran Berdzikirlah kepada-Ku, niscaya Aku berdzikir kepadamu. Lalu dalam ayat lain Aku mengabulkan permohonan orang yang meminta kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi permintaan-Ku, dan beriman kepada-Ku.

Dan, apa saja permintaan Allah itu? Permintaan itu tidak lain adalah supaya kita selalu mengingat Allah. Tidak merusak alam, tidak menyakiti orang lain, tidak menggunjing, ringan bersedekah dll. Itu semua merupakan wujud dari iman. Lalu bagaimana agar bisa melakukan semua itu? Jawabnya tidak lain adalah dengan kembali kepada Quran dan Hadist. Jika Quran dan Hadist terlalu luas, dipersingkat saja menjadi Sholat dan Dzikir. Bukankah dengan sholat itu akan jauh dari perbuatan keji dan mungkar?

Nah, jika sudah sholat dan dzikir tetapi masih berbuat keji dan mungkar, berarti ada yang salah dari sholat dan dzikir kita itu. Itu pasti !!!. Kok bisa? Ketika sudah niat sholat, lalu mengucap takbir, sebenarnya adalah pengakuan kepada Allah sudah jelas terucap. Allahu Akbar, Allah Maha Besar, artinya manusia ini tidak ada apa-apanya.

Mengapa? Tujuan dari ibadah; sholat dan dzikir adalah amar makruf nahi mungkar. Makna tersembunyi padahal yang utama adalah ‘menabung’ di akhirat. Kita perlu rumah di akhirat, dan rumah itu adalah surga. Bagaimana kita mau memilki sebuah rumah, jika kita tidak pernah membuatnya? Pondasi, tembok, kamar tidur dan atap bahkan taman, perlu dibuat sedikit demi sedikit. Nah, sholat dan dzikir serta aplikasi dalam kehidupan sehari-hari itu adalah “proses” pembuatan sebuah rumah yang indah itu.

Membuat sebuah rumah di dunia saja membutuhkan banyak biaya, waktu dan pengorbanan. Demikian juga membangun sebuah rumah impian di surga, betapa besar dan berat godaan itu menerpa. Mengendalikan hawa nafsu duniawi, emosi dsb. Dalam konsep “Jawa” adalah “nutupi babahan howo songo”, Menutup 9 lubang yang ada dalam tubuh, yaitu mata, telinga, mulut, hidung, kelamin dan dubur. Artinya, menjaga semua lubang itu dari maksiat, dosa dan barang haram dsb. Dan, aku ingin memiliki rumah yang indah di surga itu bersama dengan kedua orang tuaku, istri dan anak-anaku dan guru-guruku serta dengan seluruh-saudara muslimku. Amin.

http://ilma-site.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...