Mental Juara

mental juara
Menjadi juara dan bermental juara adalah dua hal berbeda. Orang bermental juara tak bakal terpuruk walaupun dia mengalami kekalahan. Baginya, kalah menang adalah hal biasa, dan selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Bagaimana agar bisa bermental juara?


 1. BERTASBIH 

Ketika kita mendapatkan kemenangan, harus yakin bahwa tidak ada penentu kemenangan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu. Hingga hendaklah kita mensucikan Allah dari segala sesuatu yang mensekutukanNya. Janganlah kita menganggap ada yang lebih memiliki kekuatan selain kekuatan Allah SWT.


 2. BERTAHMID 

Senantiasa bersyukur atas segala kejadian  yang ditentukan oleh Allah, karena Allah tidaklah menjadikan segala sesuatu sia-sia. Ketika mendapatkan kemenangan, jadikan kemenangan itu untuk semakin mendekatkan diri kita kepada Allah dengan menjauhkan diri kita dari sikap takabur dan terus memperbaiki kualitas ibadah (termasuk di dalamnya adalah kualitas kerja atau permainan kita)  agar kita semakin dapat mensyukuri karunianya. Bukankah apabila kita bersyukur maka Allah akan menambah nikmatnya. Sehingga kita juga tidak mudah terbuai atau mabuk kemenangan, yang melupakan kita akan kondisi sesungguhnya diri kita.

Ketika mendapatkan kekalahan, segera kembali kepada Allah yang menguasai segala sesuatu (inna lillaahi), yakinlah bahwa ini adalah yang terbaik untuk kita. Evaluasilah bagaimana kualitas ibadah kita, mengapa sampai Allah tidak menetapkan kemenangan itu untuk kita, apakah ada yang salah dari perilaku kita baik secara individu, team atau organisasi. Semakin kita mengupayakan segalanya semakin mendekati kepada apa yang diinginkan oleh Allah SWT, maka semakin dekatlah kita dengan pertolonganNya. Di antaranya adalah  Dengan membersihkan diri ini dari segala unsur yang menyebabkan hilangnya prinsip " berikanlah amanah kepada Ahlinya" right man on the right job,  terus jauhkanlah diri kita dari sikap takabur dengan meyakini bahwa segala kekuatan datangnya dari Allah SWT sehingga kita terhindar dari sikap meremehkan orang lain dan terus merasa kurang ilmu yang memacu diri ini untuk terus berlatih dan berlatih, shabar menghadapi segala ujian dan tantangan yang dihadapi karena meyakini itu adalah sebagai suatu keharusan di dalam perjuangan. Tidak menjadi lemah dan minder ketika berada di dlm posisi di bawah karena Allah menjadikan kegagalan-kegagalan di dalam proses perjuangan kita sebagai jalan untuk semakin menyempurnakan kualitas kerja kita.


 3. BERISTIGHFAR

Teruslah Memohon Ampun kepada Allah, karena kelemahan diri kita yang tidak pernah luput dari sifat khilaf dan lalai. Kalaupun Allah menentukan kemenangan buat kita, bukanlah karena kita yang telah berbuat secara sempurna ( kalau kita mau jujur mengkaji dan mengevaluasi setiap hasil kerja kita ), tetapi karena Allah lah yang telah menetapkan ini buat kita. Dengan bersikap seperti ini, kita akan terdorong untuk terus menerus memperbaiki kualitas kerja kita.  Wallahu A'lam

sumber : www.republika.co.id

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...