Kandang Dan Lingkungan Itik

Manajemen lahan / tempat :
Ketersediaan lahan mutlak dibutuhkan, untuk kapaitas 500ekor per minggu estafet bisa dengan lahan seluas 1.000m2, idealnya lahan berbentuk persegi panjang. Status lahan baik milik sendiri atau sewa tetap menjadi perhitungan nilai ekonomis usaha.

Lahan yang baik adalah lahan kering (tegalan, pekarangan), kontur/kemiringan lahan antara 2%-5%, tata drainase dengan saluran air bersih, saluran air buangan dan sumur resapan. Pada tata lahan (zoning) yang luasnya agak terbatas, sebaiknya di setting layout nya se-efektif mungkin, akan lebih baik jika dikonsultasikan lebih dulu. Pepohonan tahunan dapat dipertahankan sebagai peneduh dan terjaga kelestarian lingkungan setempat, jarak lokasi lahan dengan hunian penduduk idealnya berjarak kurang lebih 200m, tetapi jika dimungkinkan berjarak 50m bisa saja dengan perawatan kebersihan kandang yang lebih intensif.

Untuk perijinan usaha dapat mengacu pada UU peternakan dan perunggasan dari dinas kementerian RI, kewajiban perijinan jika skala usaha ber-kapasitas produksi >15.000/ekor, sedangkan usaha saya ini termasuk usaha kecil masyarakat mandiri, jumlah produksi kontinyu berkisar 500-1000ekor /minggu, total produksi ber-kapasitas 4000-8000ekor, menurut hemat saya cukup dengan perijinan kepada tetangga terdekat atau setingkat perangkat desa setempat.

Manajemen kandang :
Kandang yang dibuat sederhana saja dan memiliki nilai ekonomis, bisa dipilih sistem kandang ren atau kandang litter. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kandang dengan material sederhana saja, yang cukup mudah didapatkan, juga relatif murah harganya dan bersifat semi permanen. Seperti bambu, kayu kaso, asbes gelombang, genteng, terpal plastik, bilik bambu, kawat jaring, kawat ayakan pasir, dll. Dengan bahan-bahan tersebut, pelaksanaan pembuatannya pun sangat mudah, cepat dan banyak pekerja yang bisa melaksanakannya. Dari segi ketahanan pada daerah beriklim tropis, konstruksi kandang semi permanen tersebut bisa cukup bertahan masa 2-3 tahun dengan perawatan yang cukup ringan dan murah.

Zona Produksi :
Masa permulaan (fase starter) umur 1-14 hari, kandang dibuat cukup tertutup dengan ventilasi tetap diberikan, ukuran 2m x 4m =8m2 untuk kapasitas 200-300ekor.
Masa pertumbuhan (fase grower) umur 15-42 hari, kandang dibuat semi terbuka ukuran 4m x 10m =40m2 setiap kelompok generasi ber-kapasitas 250-300ekor
Masa penggemukan (fase faster) umur 43-56 hari, kandang dibuat semi terbuka ukuran 4m x 10m =40m2 setiap kelompok generasi ber-kapasitas 150-250ekor
Zona Pakan :
Tempat untuk penyimpanan stok pakan, dibuat semi permanen dan cukup tertutup dengan ventilasi tetap diberikan, ukuran minimal 3m x 6m = 18m2 untuk kapasitas maksimal 50karung @50kg, sistem penyimpanan disusun vertikal maks.5 tumpukan.
Zona Peralatan :
Tempat untuk penyimpanan peralatan, dibuat semi permanen dan cukup tertutup dengan ventilasi tetap diberikan, ukuran minimal 3m x 3m = 9m2
Zona Isolasi :
Kandang untuk meng-karantina bebek yang sakit, cacat dll., kandang dibuat terpisah, konstruksi semi terbuka dengan ukuran minimal 2m x 2m =4m2 ber-kapasitas 50ekor ukuran sedang / 20 ekor ukuran besar.
Zona Riset :
Kandang percobaan (trial) untuk menemukan formula produksi terbaru, ter-efisien, ter-efektif dan tetap mengutamakan kualitas mutu. Kandang dibuat sederhana konstruksi semi permanen dan cukup terbuka dengan penutup atap, ukuran minimal 2m x 2m =4m2 untuk kapasitas 10ekor
Zona Informasi :
Tempat untuk menerima relasi, untuk istirahat pekerja, dan bisa juga untuk berbagi informasi (sharing), dibuat semi permanen dan cukup terbuka dengan bentuk seperti saung atau gazebo, ukuran minimal 3m x 3m = 9m2
Zona Pupuk :
Tempat untuk penampungan kotoran bebek hingga menjadi pupuk kandang, dibuat semi permanen dan cukup terbuka dengan penutup bagian atas tetap diberikan, ukuran minimal 3m x 6m = 18m2 untuk kapasitas maksimal 36m3

Perawatan dan pemeliharaan kandang, dilakukan secara manual oleh para pekerja, terjadwal pada setiap kandangnya. Akibat dari terjadinya pengendapan sisa-sisa pakan yang bercampur dengan kotoran bebek, membuat permukaan tanah cukup becek dan umumnya menimbulkan bau tidak sedap. Kandang diupayakan bersih dan kering pada seluruh permukaan tanah setiap harinya, itu akan menghasilkan pertumbuhan bebek yang berkualitas, bahkan bulunya tumbuh dengan baik juga. Lebih utamanya lagi, kesehatan para pekerja pemeliharanya lebih optimal, kenyamanan lingkungan.pun akan terjaga dengan baik.

Hasil limbah kotoran dan sisa-sisa pakan yang telah bercampur dengan lapisan permukaan tanah, setelah dibersihkan segera dikumpulkan ke area/zona pupuk. Dalam periode dan jumlah tertentu, volume timbunan limbah kotoran tersebut di distribusikan ke lahan pertanian penduduk sekitar sebagai bahan pupuk kandang yang baik dan cukup bermanfaat positif ke produktifitas lahan pertanian masyarakat sekitar.

SUmber : http://bebekmuda.multiply.com/

readmore »»  

Ayam Kampung

Kelompok ternak ayam kampung “Cipta Usaha Mandiri” yang terletak di Desa Duren, Kecamatan Talun, Blitar menemukan solusi cerdas dalam pola pemeliharaan ayam kampung. Yang menarik adalah model kandang panggung tertutup rapat dari lantai dasar sampai atap. Hampir tidak pernah dibuka sehingga tak mendapatkan sinar matahari secara penuh. Tapi, mendekati lokasi kandang, bau kotoran tidak tercium dari area kandang tersebut.

“Model closed house ini sebenarnya berpijak dari niatan mengurangi sifat kanibalisme ayam kampung, itu yang utama. Sebelumnya, dalam kandang yang terang ayam kampung saling mematuk sehingga mengakibatkan ayam mengalami luka bahkan kematian. Total bisa mencapai 10%. Ternyata setelah ditutup rapat dengan ruangan agak redup, sifat kanibalisme jadi hilang. Keuntungan lainnya suhu lebih stabil dan penularan penyakit bisa ditekan. Bahkan kematian maksimal hanya 2%,” Mulyanto, Ketua Kelompok ”Cipta Usaha Mandiri”.
Usaha yang dirintisnya sejak 2003 ini, menurut Mulyanto, dapat dimulai dengan modal dan populasi kecil dan bibit diusahakan sendiri. Awalnya anggota ada yang memelihara 50 atau 100 ekor dan akhirnya berkembang. Jumlah anggotanya saat ini 32 orang dengan populasi 30.000 ekor lebih. Kelompok ini mengadakan bibit sendiri dari indukan dengan kriteria yang bagus. Induk didapat dari daerah Talun atau daerah lain di Kabupaten Blitar seperti Srengat, Kanigoro, atau Kawijayan. “ Induk kita lokal, alat-alat penetasan kita sudah ada tapi belum bisa memenuhi kebutuhan kelompok. Baru sekitar 40% yang dapat dipenuhi oleh kelompok sedang yang 60% kita masih mencari di luar”.

Ternyata ayam kampung sangat diminati oleh rumah-rumah makan dengan bobot 0,9 sampai 1 kg. Khususnya di Blitar, ayam yang bobotnya kurang dari 1 kg harganya lebih mahal dibandingkan dengan ayam yang berbobot 1,3-1,5 kg. Bobot diatas 1 kg pasarnya ke pasaran umum tidak lagi ke rumah makan atau restaurant”.

Usaha budidaya ayam kampung dengan model closed house ini tidak jauh berbeda dengan pola budidaya broiler. “Model ini menggunakan dua kandang dengan umur yang berbeda. Kandang satu untuk ayam umur 0 – 30 hari dan kandang pembesaran umur 31-75 (panen)”.
Masa Brooder prinsipnya tidak berbeda jauh dengan pola budidaya broiler. Perbedaan yang tampak hanya pada pada alat pemanas yang tidak menggunakan elpiji atau batubara tetapi dengan bola lampu listrik. Bola lampu berdaya 40 watt dengan ketinggian lampu 40 cm cukup untuk populasi ayam 100 ekor/m2 . Pola brooder ini menghasilkan suhu 37oC untuk usia ayam 0-7 hari. Pada masa ini sebaiknya ayam ditempatkan dalam sekat-sekat yang kecil. Semakin kecil populasi akan semakin mengurangi resiko kematian.
Sementara Pudianto seorang anggota kelompok, berkisah ayam kampungnya sudah berumur 30 hari, siap dipindah ke kandang pembesaran. Pada masa ini juga dilakukan pengelompokan berdasar ukuran tubuh ayam, bisa dilakukan pada umur 15, 25 hari atau menjelang masuk kandang pembesaran,” kata Pudianto.
Sebelum ayam masuk kandang pembesaran, kandang terlebih dahulu disemprot dengan desinfektan. Pada kandang pembesaran pun dilakukan penyekatan. Ukuran 1,5 m x 3 m untuk populasi 75 – 100 ekor. ”Agak padat sedikit lebih bagus,” jelas Mulyanto. Seperti yang di kandang Pudianto, untuk sekat ukuran 2 x 3 m dengan populasi 200 ekor. Untuk penerangan cukup dengan lampu 5 watt untuk ukuran luas 4 x 6 m.
Dalam hal pakan, peran Dinas Peternakan Kabupaten Blitar sangat membantu peternak dalam mengurangi biaya produksi pakan. “ Kita mendapatkan pengarahan dari dinas dan dibantu cara pembuatan pakan dengan kandungan protein terstandar. Tapi campuran pakan itu digunakan untuk ayam minimal umur 40 hari. Campuran pakan ini terbuat dari jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung ikan dan lain-lain dengan kandungan protein sekitar 15%”. Mengenai konsumsi pakan, Pudianto mengatakan, “Untuk populasi 1000 ekor sampai umur 30 hari menghabiskan pakan 11 sak (550 kg)”. Sedang secara keseluruhan selama masa pemeliharaan 75 hari pakan yang dihabiskan menurut Sutarji 40 – 45 sak (2000 – 2250 kg). Sementara untuk pakan umur 0 – 40 hari mau tak mau menggunakan pakan pabrikan.

Vaksinasi dilakukan dengan intensif. Mulai umur 4 hari divaksin ND, IB dan berturut-turut gumboro A, ND Lasota, Gumboro B. vaksin AI diberikan di kandang pembesaran pada umur 34 atau 35 hari.

Sumber : http://www.trobos.com

readmore »»  

Gurame Asem Manis

Bahan:
1 ekor (1 kg) ikan gurame, dibersihkan dan buang isi perutnya
2 sendok makan tepung kanji
½ sdt. garam
minyak goreng secukupnya

Cara Membuat:
Lumuri ikan gurame yang sudah dibersihkan dengan campuran tepung kanji dan garam. Masukkan minyak secukupnya ke dalam wajan yang besar supaya seluruh ikan bisa masuk.
Kemudian goreng dalam minyak panas yang cukup banyaknya agar ikan tergenang dan tidak lengket di wajan.
Angkat ikan apabila warnanya berubah menjadi kekuning-kuningan dan dagingnya sudah matang.
Bahan untuk saus:
500 gram tomat merah
150 cc air
1 sdm maragrine
3 butir bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, iris tipis
3 cabe merah, iris tipis memanjang
4 cm jahe, iris tipis memanjang
10 batang lokio
1 sdt garam
1 sdm gula pasir
1 sdm cuka
1 sdm bumbu penyedap
4 sdm saus tomat botol
1 sdt tepung kanji, diaduk dengan sedikit air Cara membuat saus:
Seduh tomat dengan air medidih lalu diamkan sampai kulit tomat menjadi lunak. Hancurkan tomat lalu disaring dan buang ampasnya. Campur air tomat dengan 150 cc air.
Di dalam wajan panaskan margarine, tumis bawang merah, bawang putih, cabe merah dan jahe sampai harum lalu masukkan lokio dan air tomat. Masukkan gula, cuka dan bumbu penyedap. Tuangkan saus tomat dan masukkan cairan tepung kanji. Masak sampai mendidih dan mengental lalu diangkat.
Hidangkan ikan gurame goreng dengan menuangkan saus ke atasnya.

Untuk 6 orang.

readmore »»  

Budidaya Ikan Gurame

Osphronemus gouramy

1. SEJARAH SINGKAT
Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.

Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
2. SENTRA PERIKANAN
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut: Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)

Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1.
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a) Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan

Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a) Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b) Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c) Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
d) Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e) Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f) Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.

Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

6.2. Pembibitan Pemilihan Induk

Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a) Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c) Ukuran kepala relatif kecil
d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka.
e) Gerakan normal dan lincah.
f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g) Berumur antara 2-5 tahun.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina - Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

b) Jantan - Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.

Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a) Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
b) Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d) Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.
e) Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.

Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi

Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.

Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.

Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1)
Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.

Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.

2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.

7.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.

8. P A N E N
8.1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.
8.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.

9. PASCA PANEN
9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

9.2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.

9.3. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut: 1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1) Biaya produksi 1) Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
2) Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
3) Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,-
- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,-
Rp. 420.000,-
Rp. 75.000,-
4) Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,-
Rp 12.000,-
5) Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
6) Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-

2. Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3. Keuntungan Rp. 4.510.300,-
4. Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio
= 1,89

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000 tergantung keadaan pada saat itu.

11. DAFTAR PUSTAKA
1. RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
2. SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
3. ____________. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997

http://www.warintek.bantulkab.go.id

readmore »»  

Mantan Pecandu Narkoba

Wagiran, Menularkan Virus Pemberdayaan Melalui Kolam Ikan

Menjadi konglomerat dan berlimpah materi,
tidaklah sulit untuk diraih Wagiran (39).
Keuntungan dari berbisnis ikan gurami dan lele yang telah lama ia geluti sebenarnya mampu untuk mewujudkan itu, andai dia mau. Tapi tampaknya bukan itu yang menjadi
cita-cita pria bertubuh tambun ini. "Membantu masyarakat bangkit dari kemiskinan," ujarnya.

Kemiskinan memang menjadi persoalan laten di republik ini. Upaya pemerintah yang berkuasa silih berganti pun masih terkesan sekadar slogan. Tapi yang dilakukan Wagiran, pengentasan kemiskinan tampak begitu nyata baik proses maupun hasilnya meskipun tidak melalui program khusus dan muluk-muluk. Tentu dengan kadar sesuai kemampuannya.
Mantan pecandu narkoba ini berhasil menebar virus pemberdayaan ekonomi rakyat secara mandiri melalui budidaya ikan lele dan gurami. Semua berawal dari kolam miliknya ukuran 1,5x3 meter persegi. Bermodal Rp 300 ribu, kolam tersebut dibuat dan diisi ikan lele yang dikelola bertujuh dengan teman-temannya.
"Waktu itu tahun 1998. Uang Rp 300 ribu itu sangu yang diberikan oleh pemilik yayasan di Bandung tempat saya menjalani karantina sebagai pecandu narkoba, ketika saya mau pulang ke Wates," ungkap warga Dusun Toyan Desa Triharjo Kecamatan Wates Kulonprogo ini.
Budidaya lelenya lama-lama berkembang. Kini ia memiliki sekitar 2.000 meter persegi kolam berisi lele dan sebagian kecil ikan gurami, dengan omzet Rp 120 juta pertiga bulan. Teknologi budidayanya pun juga semakin maju, kendati semua dilakukan hanya secara otodidak. Kesuksesan Wagiran barangkali merupakan berkah dari kepekaan sosialnya yang tinggi.
"Lebih dari dua pertiga kolam milik saya untuk sosial. Misalnya ada orang yang hanya punya tanah kosong. Lalu dia saya beri terpal untuk kolam, bibit dan pakan. Pembagian keuntungannya, 30% untuk pengelola atau pemilik tanah, 30% persen untuk saya dan 30% untuk pengembalian investasi. Tapi syaratnya orang itu benar-benar miskin atau pengangguran yang punya semangat berjuang," terang pria kelahiran 20 Desember 1969 ini.
Wagiran juga bukan tipe orang pelit. Ilmu yang dikuasainya secara otodidak itu ditularkan kepada siapapun yang mau belajar. Bersama petani lainnya mereka berhasil membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Trunojoyo yang kini memiliki 850 petak kolam dengan ukuran rata-rata 4x8 meter persegi dengan omzet sekitar Rp 800 juta pertiga bulan. Selain itu muncul pula kelompok-kelompok pembudidaya ikan yang menjadi binaannya.
Di Kulonprogo saja, Pokdakan binaannya kini berjumlah 80 kelompok. Banyak pula kelompok binaannya yang tersebar di Bantul, Sleman, Gunungkidul, Purworejo, Klaten, Boyolali, bahkan Lampung, dan Sorong Papua. Dengan kolam terpal dan sistem air diam, lahan-lahan tandus dan sulit air pun kini berhasil disulap menjadi kolam ikan lele dan gurami. Tak terhitung lagi jumlah pengangguran dan orang miskin yang terangkat derajat ekonominya berkat budidaya ikan tersebut.
Peluang Wagiran untuk menjadi konglomerat dan berlimpah harta sesungguhnya terbuka lebar. Tapi sampai saat ini ia masih tetap sosok sederhana. Kesehariannya bukan hanya untuk menambah luas kolam ikannya, tapi sebagian besar waktunya didedikasikan untuk masyarakat yang ingin bangkit dengan berbudidaya ikan baik di Kulonprogo maupun daerah-daerah lain.
Virus sukses Wagiran menular juga keluar kalangan petani. "Banyak pegawai negeri sipil, anggota polisi dan TNI yang sekarang ini punya sambilan memelihara ikan lele yang belajarnya dari sini," terangnya seraya menambahkan, dirinya juga dipercaya LP Wirogunan yang menjadi pilot projek nasional untuk membina narapidana mengembangkan ekonomi produktif dengan berbudidaya ikan.
Perjuangan para pembudidaya ikan maupun pelaku usaha ekonomi produktif di pedesaan lainnya, memperlihatkan bahwa potensi lokal jika digarap serius sebenarnya mampu mengangkat derajat ekonomi rakyat. Para pemuda desa tak perlu lagi lari ke kota untuk mencari penghidupan dan membebani perkotaan dengan masalah sosial. Ketika pengangguran dan tekanan ekonomi menurun maka niscaya kriminalitas juga akan berkurang sehingga kehidupan yang damai dapat terwujud.
(Aksan Susanto)-c

http://www.kr.co.id
readmore »»  

Telur ayam arab betakaroten.

Ada sms ke hp saya, pak bisa carikan telur arab betakaroten? kira kira seperti itu sms nya. Wah... aneh-anah saja orang jaman sekarang ini, pikir saya. Terus terang walaupun sudah lama saya beternak baru kemarin itu mendengar istilah telur betakaroten (pancen ndeso tenan aku iki). Kemudian saya mulai browsing artikel tentang telur ber betakaroten, nah inilah artikel yang saya dapatkan. Akhirnya saya posting juga di blog saya ini, mungkin juga dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.


Kuning Telur Bukan Sekadar Warna

Konsumen biasanya menyukai warna kuning telur yang gelap. Warna ini diasosiasikan dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan yang berwarna pucat. Kuning telur yang lebih gelap lebih banyak ditemui pada telur ayam kampung dibandingkan telur ayam negeri. Warna kuning telur ini sering pula dihubungkan dengan kualitas kandungan gizi, khasiat, serta rasa yang lebih baik.

WARNA kuning muda sampai keemasan yang dimiliki kuning telur dari berbagai hewan unggas maupun reptil dan ikan, ditimbulkan oleh pigmen-pigmen yang disebut karotenoid. Karotenoid hanya dapat dibuat oleh tanaman dan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang mampu melakukan fotosintesis.

Pigmen kuning sampai merah dari karotenoid memberi warna berbagai sayuran dan buah. Karotenoid terdapat pula dalam bunga-bungaan, hijauan tanaman (rumput dan lucerne), jamur (chanterelles), bulu burung (canaries dan flamingo), alga, ikan (salmon), udang lobster, starfish, dan tentu saja kuning telur.

Terdapat kurang lebih 600 jenis karotenoid di alam, dan beberapa jenis serta struktur yang umum ditunjukkan pada ilustrasi di bawah. Sebagian besar karotenoid merupakan kelompok hydrocarbon, sebagian teroksigenasi, dan sebagian berkonjugasi dengan gula dan molekul-molekul lain.

Istilah karoten menunjukkan senyawa karotenoid hidrocarbon, sedangkan istilah xanthophyll menunjukkan senyawa karotenoid yang teroksigenasi.

Meskipun hewan tidak dapat membuat sendiri karotenoid dalam tubuhnya, karotenoid dapat diperoleh dengan memakan bahan makanan nabati yang banyak mengandung karotenoid. Warna pada kuning telur dihasilkan oleh adanya karotenoid yang terkandung dalam makanan yang dimakan unggas, burung, dan hewan lain yang bertelur. Pigmen karotenoid tersebut sebagian besar terdiri dari lutein dan zeaxanthin yang termasuk dalam istilah xanthophylls.

Pada unggas dan ayam pigmen-pigmen xanthophyll dari makanan (bahan makanan nabati dan bijian seperti jagung) diserap dan disimpan tanpa perubahan di dalam kuning telur. Semakin banyak kandungan xanthophyll yang dimakan oleh induk ayam semakin gelap warna kuning telurnya.

Namun kandungan pigmen xanthophyll dalam bahan makanan tidaklah tetap, tergantung jenis dan di mana bahan makanan nabati tersebut tumbuh. Kandungan pigmen dapat pula berkurang secara perlahan-lahan karena penyimpanan yang terlalu lama dari bahan makanan tersebut. Oleh karena itu, untuk memperoleh telur ayam dengan mutu kuning telur yang relatif stabil, perlu sumber makanan dengan kandungan pigmen karotenoid yang tetap dari waktu ke waktu atau suplementasi dengan sumber xanthophyll komersial.

Fungsi karotenoid

Penelitian mengenai fungsi karotenoid dalam telur ayam menunjukkan bahwa semakin banyak karotenoid yang dimakan induk ayam semakin banyak pula karotenoid yang disimpan dalam kuning telur.

Ketika telur berkembang menjadi embrio, semakin banyak pula karotenoid yang didistribusikan dalam jaringan-jaringan embrio yang tumbuh. Embrio yang tumbuh memperoleh sebagian besar energinya dari pemecahan (oksidasi) asam-asam lemak dari kuning telur yang kaya akan lemak.

Asam-asam lemak dari kuning telur juga merupakan sumber asam lemak tidak jenuh untuk perkembangan jaringan otak, saraf, dan retina. Asam-asam lemak tidak jenuh sebagai komponen penyusun membran fosfolipid berperan penting dalam perkembangan otak dan retina embrio dengan memberikan sifat biofisik yang sesuai bagi perkembangan dan fungsi sel-sel saraf dan sel-sel fotoreseptor retina embrio.

Banyaknya asam-asam lemak jenuh maupun tidak jenuh yang tersedia sebagai sumber energi (melalui oksidasi) maupun untuk pertumbuhan menyebabkan jaringan-jaringan dalam embrio yang sedang tumbuh sangat rentan terhadap produk normal metabolisme yang reaktif/berbahaya seperti radikal bebas serta oksigen yang sangat reaktif yang dikenal sebagai "singlet oxygen".

Radikal bebas adalah molekul yang tidak memiliki pasangan elektron sehingga untuk mencari pasangannya mencuri dari molekul di sekitarnya dan radikal bebas mudah terbentuk dari senyawa seperti asam lemak tidak jenuh yang mudah melepaskan elektronnya dalam proses oksidasi.

Radikal bebas dalam jumlah berlebih (karena aktivitas pertumbuhan embrio yang sangat cepat) dapat merusak membran sel melalui peroksidasi lemak sehingga merusak fungsi sel, merusak protein melalui kerusakan asam amino yang mengandung sulfur, merusak DNA melalui kerusakan basa maupun gugus gula sehingga terjadi mutasi.

Hasil penelitian Surey (1999) menunjukkan bahwa karotenoid kuning telur berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah peroksidasi lipid jaringan. Demikian pula saat anak ayam keluar dari cangkangnya dan mengalami perubahan/stres lingkungan berupa laju metabolisme yang cepat bersamaan dengan penggunaan paru-parunya memerlukan antioksidan untuk menetralisasi terbentuknya radikal bebas.

Selain fungsi antioksidan, fungsi lain karotenoid adalah pada sistem kekebalan anak ayam/unggas. Anak ayam yang baru lahir sistem pertahanan tubuhnya masih bergantung pada antibodi yang diberikan induknya lewat kuning telur (kekebalan pasif).

Karotenoid dalam kuning telur dapat melindungi antibodi induk tersebut dari kerusakan atau pemecahan. Induk ayam yang diberi suplemen antioksidan seperti karotenoid dan vitamin E mengalami peningkatan retensi antibodi dalam kuning telurnya sehingga antibodi ini dapat dipakai apabila anak ayam yang baru berumur sehari diserang penyakit.

Mekanisme alami ini semakin beralasan karena respons sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit yang berkembang pada usia lebih lanjut memobilisasi enzim-enzim pengurai seperti katalase dan lysozyme serta menghasilkan berbagai senyawa beracun seperti peroksida, nitrit oksida, yang dapat merusak jaringan sehat.

Antibodi

Dengan adanya antibodi dari induk respons sistem kekebalan tubuh yang menghasilkan radikal bebas belum perlu dilakukan sehingga mengurangi kerentanan terhadap peroksidasi lipid ataupun kerusakan jaringan.

Selain fungsi-fungsi biologis yang langsung berhubungan dengan telur itu sendiri, karotenoid dalam kuning telur maupun sayur dan buah yang dimakan memiliki fungsi biologis lain yang beragam pula. Sebagian karotenoid khususnya betakaroten adalah prekursor (bahan asal untuk membuat) vitamin A.

Satu molekul betakaroten yang dimakan dapat diubah oleh enzim dalam usus halus menjadi dua molekul vitamin A. Anak-anak yang cukup memakan sumber betakaroten seperti kuning telur dan sayuran disertai asupan protein dan lemak yang cukup akan mampu mengubah betakaroten tersebut menjadi vitamin A aktif yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Saat ini, suplemen vitamin A sering diberikan dalam bentuk betakaroten bukan sebagai vitamin A aktif. Hal itu karena konsumsi betakaroten dalam jumlah banyak sampai saat ini diketahui tidak bersifat toksik, sedangkan konsumsi vitamin A aktif yang berlebihan bersifat toksik.

Fungsi antioksidan karotenoid dalam telur berlaku pula dalam tubuh hewan dan manusia dengan cara menon-aktifkan radikal oksigen, sebagai zat antimutasi dan antikanker, serta dapat melindungi kulit dari kerusakan radiasi dan kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV). Lycopene adalah salah satu jenis karotenoid yang dapat menurunkan oksidasi "low density lipoprotein" (LDL).

Oksidasi LDL yang tinggi diketahui berhubungan dengan risiko terjadinya atherosclerosis/penyumbatan pembuluh darah dan serangan jantung sehingga konsumsi lycopene dapat menurunkan risiko tersebut.

Karotenoid dapat membantu sistem kekebalan tubuh dengan cara melindungi reseptor sel-sel fagosit/pemakan (sel-sel darah putih yang mampu menelan kuman) dari kerusakan auto-oksidasi akibat terbentuknya radikal oksigen.

Karotenoid meningkatkan pula proliferasi sel-sel T dan B yang berfungsi sebagai sel-sel tanggap kebal dalam sistem kekebalan seluler, menstimulir fungsi efektor (fungsi membunuh) dari sel-T, meningkatkan kemampuan sel-sel pembunuh tumor seperti macrofag, T dan natural killer cell untuk melawan sel-sel tumor, meningkatkan produksi beberapa jenis cytokine yang berperan dalam respons tanggap kebal tubuh.

sumber:
Gizi.net -
readmore »»  

Waspada terhadap...Collibacillosis

Collibacillosis merupakan penyakit pencernaan yang hampir setiap bulan "main" ke ayam, penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Eschericia colli ini bisa bersifat lokal atau sistemik. Disamping, dapat juga terjadi sebagai infeksi primer maupun infeksi sekunder dimana infeksi E.Colli di temukan setelah ayam terserang IB, ND, ILT maupun CRD.

Penularan penyakit ini bisa terjadi secara vertikal (melalui induk ayam) saat proses pembentukan telur, dimana E.colli menginfeksi ovarium sehingga telur yang dihasilkan terkontaminasi. Secara horisontal terjadi selama proses pemeliharaan di kandang, penularan melalui telur umum di temukan, telur terkontaminasi dengan feses yang telah tercemar oleh E.Colli. Secara normal 0.5-6% telur yang terdapat dikandang telah tercemar bakteri E.Colli. Selain feses, ada beberapa media penularan antaa lain : debu dalam kandang, konsentrasi E.Colli pada debu kandang mencapai 105-106/gram, jumlah yang sama dengan konsentrasi dalam saluran pencernaan ayam dan bakteri ini mampu bertahan lama di debu tersebut.

Ransum pakan dan air minum yang seringkali dijadikan parameter peternak mengenai adanya serangan collibacilosis. Dengan media penularan seperti yang disebutkan diatas, bisa dikatakan bakteri E.Colli selalu ada di dalam kandang dan bisa menginfeksi ayam setiap saat.

Serangan colibacillosis bisa muncul kapan saja, tidak mengenal musim. Dilapangan mungkin masih ada anggapan bahwa Colli hanya muncul pada awal musim penghujan yang terjadi karena rembesan air dari lingkungan kandang masuk ke dalam sumber air. Padahal, rata-rata sumur / sumber air minum ayam terletak dekat dengan kandang. Saat hujan lebat, air menggenang di tempat kotoran, yang kemudian bisa mengalir ke sekitar sumber air dan rembeslah air yang membawa E. coli dari lingkungan kandang itu ke dalam sumur. Namun, saat musim kemarau kita menemukan kasus Colli di lapangan Lho....ternyata penyebabnya adalah debu dalam kandang. Setelah tanya sana-sini ternyata kasus infeksi terbesar banyak terjadi pada pertengahan hingga akhir musim kemarau dan di awal musim penghujan. Pertengahan hingga akhir kemarau dimungkinkan muncul serangan coli karena debit air yang turun, sehingga konsentrasi bakteri E coli dalam air meningkat. Konsentrasi bakteri yang tinggi dalam air, jika terminum ayam yang sedang dalam kondisi kurang bagus akan menyebabkan ayam seperti terbanjiri bakteri. Pada musim kemarau debu mudah beterbangan sehingga bisa berperan sebagai pembawa bibit penyakit E. coli. Beberapa Technical Service bahkan menyatakan Infeksi E. coli lebih besar kemungkinannya melalui debu daripada melalui air.

masih berlanjut .. blm finish...
readmore »»  

Tidak setabilnya harga telur bebek di daerah

oleh: lukman

Saat ini har
ga telur bebek cenderung turun di bandingkan harga pada bulan januari sampai februari.pada bulan januari harga mulai mengalami kenaikan sedangkan pada bulan februari adalah harga puncaknya.kenapa harga pada setiap bulanya untuk telur bebek itu tidak sama?

.Januari-februari harga telur bebek bisa d bilang termahal di sebabkan pasokan barangnya sangat kurang karena pada bulan itu bebek yg berproduksi sangat sedikit sekali shingga produksi telur berkurang hampir 50%,hal ini di sebabkan pada waktu musim penghujan kualitas bebek sangat buruk sekali akibat cuaca yang kurang bagus,selain itu usia produksi bebek sudah rendah kurang dari 50/=50%.

Tetapi apabila musim panen padi sudah tiba maka harga telur bebek akan cendrung turun,ini di sebabkan daerah yang mengandalkan pakan pada saat panen padi atau di kenal pangonan mulai berproduksi setelah sekian bulan selama tidak ada panen padi tidak berproduksi,kita ambil contoh di beberapa daerah di jawa tengah,apabila sedang panen padi seperti sekarang telur di daerah itu sangat banyak akibatnya telur dari timur harganya mulai turun dan penjualan agak sulit.tetapi jika di daerah tersebut sudah habis masa panen maka telur dari timur mulai bisa stabil lagi harganya.

Tetapi tidak hanya musim panen saja telur bebek mengalami penurunan harga misalnya pada bulan juni/juli konsumen juga sepi karna pd bulan itu bersamaan pendaftaran sekolah,dulu sebelum tahun 2000 setiap bulan agustus harga telur bebek pasti murah sekali di karenakan banyaknya acara agustusan dengan alasan jalan macet.Bulan nopember-menjelang januari harga telur itik juga mengalami penurunan tapi tidak jelas apa alasanya,Itu tadi sedikit gambaran tentang naik turunya harga telur itik di daerah yang tidak bisa stabil semoga bisa bermanfaat bagi para peternak mapun pedagang telur itik.

readmore »»