Tentang Gus Dur Hingga Bung Karno

JAKARTA - Diperingatinya Tahun Baru Imlek sebagai hari libur Nasional tak bisa dilepaskan dari sosok Gus Dur. Pasalnya kebijakan tersebut merupakan insiatif Gus Dur saat menjabat sebagai presiden.

"Dia pahlawan bagi kami sehingga dapat merayakan imlek dengan terbuka," terang Winanto (35) warga Cengkareng saat ditemui di Klenteng Hok Tek Tjeng Sin Profesor Satrio No 2, Jakarta,

Menurut Winanto, Gus Dur adalah sosok yang memiliki toleransi beragama yang tinggi. Dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional, tambah Winanto, Gus Dur sangat berjasa tidak hanya bagi kalangan agama Konghucu, namun juga entnis Tionghoa yang beragama lain.

"Gus Dur itu berjasa sekali. Karena Imlek bukan hanya untuk kaum Konghucu tapi untuk Kristen dan Islam juga bisa merayakan. Ini bukan ritual agama tapi sebagai budaya," jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan, Candra Winata (75) menurut dia Gus Dur sangat membantu budaya Tionghoa sehingga diakui di Indonesia. "Gus Dur itu orangnya mau berusaha tapi kendalanya banyak sekali. Kalau sekarang ini orang bilang jamannya Orde Baru jilid dua," tegasnya tanpa merinci.

Berbicara soal pemerintahan, Candra yang memiliki toko obat di daerah Mangga Dua itu mengatakan di antara enam presiden yang pernah memimpin Indonesia, dia sangat berkesan dengan masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Di antara presiden yang ada di Indonesia yang lebih enak itu jamannya Bung Karno. Bung Karno punya prinsip bahwa kekayaan bumi dan alam di Indonesia kalau tidak bisa digarap oleh orang Indonesia lebih baik dibiarkan, atau disimpan dulu. "Jangan kesusu (terburu-buru) digarap. Sampai orang Indonesia benar-benar siap menggarap," tuturnya. (fit)

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...