Pelecehan Seksual di Angkutan Umum

Kondisi angkutan massal yang tidak memadai ditandai saling penuhnya penumpang hingga membuat saling berdesakan, menjadi ajang bagi lelaki iseng untuk memetik kesempatan dalam kesempitan.

Angkutan umum merupakan alat transportasi vital di perkotaan, termasuk di Ibukota Jakarta. Bagi masyarakat menengah ke bawah yang tidak punya kendaraan pribadi, angkutan umum menjadi sebuah kebutuhan utama. Sedangkan bagi yang memiliki kendaraan, angkutan umum dianggap lebih ekonomis.

Namun, dalam kenyataannya, angkutan umum di Jakarta belum memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpangnya. Saat ini, ketersediaan moda transportasi massal di Jakarta belum seimbang dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. Akibatnya, berdesak - desakan di angkutan umum bukanlah pemandangan yang asing lagi, terutama di pagi hari saat aktivitas dimulai, dan di sore hari ketika orang - orang bersiap pulang ke rumah.

Kondisi yang berdesakan di angkutan umum, seperti bis atau kereta api, menyebabkan ketidaknyamanan serta membuka peluang terjadinya tindak kriminal, seperti pencopetan.

Namun demikian, di tengah ketidak nyamanan angkutan umum, masih ada saja orang yang memanfaatkannya untuk kesenangan sendiri, kendati merugikan orang lain. Yang sering terjadi adalah berbagai bentuk pelecehan seksual terhadap perempuan.

Sejauh ini, berbagai bentuk aksi pelecehan seks terhadap perempuan di angkutan umum memang kerap terpinggirkan. Sebab, sulit bagi kaum perempuan untuk bertindak tegas terhadap laki - laki yang melakukannya. Korban pelecehan seksual juga sulit membeberkan bukti mengenai adanya tindakan yang merendahkan harkat kaum hawa itu.

Naik angkutan umum setiap hari sebagai sarana untuk mencapai tempat menuntut ilmu atau bekerja, memang penuh perjuangan. Selain harus gesit naik maupun turun dalam kondisi berdesakan, juga harus pandai menjaga diri. Sebab, kenyataannya, angkutan umum yang ada di Jakarta, tidak membatasi jumlah penumpangnya, hingga penuh berjejalan.

Sedangkan sarana kereta api masih terasa sangat terbatas. Padahal, warga yang tinggal di daerah pinggiran Jakarta sangat terbantu dengan moda transportasi satu ini. Sebab, naik kereta terasa lebih murah dan cepat. Bagaimana perasaan perempuan ketika merasa dilecehkan ?? Lalu apa yang dirasakan oleh lelaki iseng seperti itu ??

Segmen II

Menjadi korban pelecehan seksual di angkutan umum, tentu saja sangat menyebalkan. Apalagi, sang korban tidak berdaya dan hanya bisa memaki, tanpa bisa mengambil tindakan tegas. Disisi lain, kaum lelaki iseng justru menemukan sensasi tersendiri ketika berdesakan. Aksi pelecehan terhadap perempuan memang tidak mengenal waktu dan tempat. Kendaraan umum seperti bis atau kereta api yang sarat penumpang menjadi tempat favorit bagi kaum lelaki iseng.

Sebagian memang ada yang secara tidak sengaja menyentuh bagian tertentu dari tubuh perempuan dan merasakan itu sebagai ketidaksengajaan. Tapi, ada pula yang sengaja mengincar perempuan tertentu untuk dijadikan korban pelecehan.

Lelaki iseng memang sadar akan keterbatasan perempuan yang sulit untuk mengatasi masalah satu ini.
Sehingga pelecehan demi pelecehan terus berlanjut dan belum ada solusi tepat untuk mengatasinya.

Masalah sosial lainnya yang ditimbulkan dari kondisi yang tidak nyaman di angkutan umum bukan hanya bentuk pelecehan, tetapi muncul pula masalah sosial lain. Misalnya saja ketika sang perempuan ikut menikmatinya dan rela untuk diajak berhubungan lebih lanjut, meskipun tanpa ikatan. Hubungan antara dua insan berlainan jenis yang semula iseng, ada pula yang berlanjut ke arah yang serius.

Namun, tak jarang, hubungan serius itu berlatar perselingkuhan, karena masing - masing pihak sudah memiliki pasangan resmi. Kebanyakan, awalnya mereka hanya ingin mencari variasi.

Namun, pada gilirannya, kondisi itu bisa memicu pecahnya keharmonisan rumah tangga masing – masing. Perselingkuhan, memang sulit dienyahkan dalam kehidupan. Sebab, dasarnya adalah suka sama suka. Namun, bagaimana lika - liku selingkuh yang dilatari pertemuan di angkutan umum ?

Segmen III

Pertemuan yang cukup intens, tidak terkecuali di angkutan umum, seringkali membawa rasa saling percaya. Bermula dari saling mengobrol, bisa menjadi bentuk curahan isi hati yang berujung rasa saling suka. Namun, hal itu tentu bisa dihindari bila masing - masing pihak yang sudah memiliki pasangan resmi mawas diri.

Kondisi jalanan Ibukota yang padat serta jarak yang cukup jauh dari wilayah pinggiran, membuat warga banyak menghabiskan waktu di jalanan, termasuk di angkutan umum.

Warga didaerah penyangga Ibukota, yaitu di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi rata - rata harus menempuh perjalanan lebih dari satu jam ketika hendak menuju lokasi kerja maupun ketika pulang ke rumah masing - masing.

Kedekatan selama perjalanan dan kejenuhan dengan situasi di rumah, kerap dikemukakan para pasangan selingkuh. Mereka mengaku mencoba mencari penyegaran, kendati membahayakan biduk rumah tangga sendiri.

Kendati banyak yang didasari oleh rasa suka sama suka, ada pula yang secara finansial menganggap perselingkuhan ini bisa mendatangkan keuntungan. Kendati sama - sama sadar akan bahaya perselingkuhan, namun mereka tetap menjalaninya dari hari ke hari.

Apalagi, dengan pasangan selingkuh, mereka merasa aman dalam perjalanan di angkutan umum. Hm.. pada dasarnya perselingkuhan atau pun adanya pelecehan di angkutan umum, hanyalah sekelumit masalah yang timbul akibat kondisi angkutan umum yang belum memadai.

Dari sisi perselingkuhan, kedua belah pihak tidak merasa dirugikan, kecuali bila hal itu terbongkar oleh pasangan masing - masing. Namun, pelecehan seksual di angkutan umum, tentu saja merugikan kaum hawa yang setiap hari menggunakan angkutan umum untuk berangkat dan pulang kerja.

Kaum perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual memang kerap dihadapkan oleh pilihan rumit untuk berani mengungkapkan itu semua. Tentu saja akan lebih mudah lagi apabila kaum laki -laki dan perempuan saling menghargai satu sama lain. (Fitri Diani/Dv/Sup)

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...