Lahan Kuburan Mahal, Warga Demo Yayasan

Sejumlah warga etnis Tionghoa mendatangi Pengurus Yayasan Sosial Panti Jompo (Yasobus) Kota Tebing Tinggi di lokasi pekuburan China Jalan Cemara,Kec. Sei Segiling, Tebing Tinggi, Kamis (3/4).

Mereka yang umumnya terdiri dari warga kurang mampu memprotes pembayaran lahan tanah perkuburan yang harganya bervariasi dan dianggap terlalu mahal, serta adanya booking lahan. Mereka yang berjumlah belasan orang tersebut melakukan orasi secara bergantian dengan bahasa khas etnis Tionghoa. Mereka menyatakan perlu ada kesepakatan kebijakan harga lahan pekuburan bagi warga yang tidak mampu.

Serta menyangkut kebijakan booking lahan, yakni terjadi bila seorang dari anggota keluarganya meninggal maka lahan di sebelahnya langsung dibooking. Kehadiran mereka sekira pukul 10.00 disambut pengurus yayasan, di antaranya ketua yayasan diwakili Agus Susanto, Sekretaris Rianto, serta sejumlah pengurus lainnya dan hadir Kaban Kesbang Linmas Ismail Budiman, SH beserta sejumlah aparat pengamanan dari kepolisian Polresta Tebing Tinggi.

Menyangkut keberatan warga tersebut, ketua yayasan yang diwakili Agus Susanto didampingi sekretaris Rianto kepada sejumlah wartawan mengatakan, adapun protes warga diakibatkan kurangnya komunikasi (diskomunikasi-red) dengan warga. Namun demikian menerut Rianto, hal itu masih dalam batas wajar dan hal itu akan ditanggapi demi kemajuan yayasan ke depan.

Agus Susanto menjelaskan, dari awalnya tanah seluas 40 hektar diperuntukkan untuk kuburan bagi warga etnis tionghoa di Kota Tebing Tinggi dalam kondisi semrawut dan tumpang tindih. Setelah terbentuk yayasan baru mulai ditata dengan baik. Luas areal perkuburan seluruhnya berkisar 40 hektare dan sekarang terpakai sekira 20 hektare , sehingga masih banyak lagi yang belum terpakai untuk digunakan satu perkuburan seluas 3x4 meter.

Permasalahan selisih paham dan keberatan warga menyangkut lahan tanah kuburan yang harganya berpariasi, dari mulai Rp750 ribu hingga jutaan , hal itu dibuat untuk subsidi silang agar dapat untuk menolong bagi warga yang tingkat perekonomianya lemah (miskin). Sedangkan bagi warga yang benar tidak mempunyai kerabat, kami akan memberikan tanah secara gratis sekaligus dengan hal peti mati, papar Agus.

Rianto menambahkan, masalah pembookingan lahan tanah pekuburan dilakukan sebelum pembayaran lahan. Masalah itu, katanya, harus dirapatkan dahulu dan dibahas di forum untuk dapat mengetahui lebih jelasnya mengingat pengambilan keputusan dalam yayasan berdasarkan pada AD/ART sebagai bahan acuan , jadi bukan secara pribadi, ujarnya. (a09)

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...