Cheng Ho dan Perayaan 600 tahun ekspedisinya







Cheng Ho, adalah seorang pelaut dan penjelajah Cina terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433. Peringatan 600 tahun ekspedisinya ke Indonesia akan dirayakan secara besar-besaran di kota Semarang pada awal Agustus 2005 ini

Biografi
Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan kaisar Cina Yongle (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (? ??), berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.

Cheng Ho berlayar ke Malaka pada abad ke-15. Saat itu, seorang putri Cina, Hang Li Po (atau Hang Liu), dikirim oleh kaisar Cina untuk menikahi Raja Malaka (Sultan Mansur Shah).

Pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa tahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435).

Penjelajahan
Cheng Ho melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Asia dan Afrika, antara lain:
Asia Tenggara
Sumatra
Jawa
Srilangka
India
Persia
Teluk Persia
Arab
Laut Merah, ke utara hingga Mesir
Afrika, ke selatan hingga Selat Mozambik

Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal armadanya. Armada ini terdiri dari 30000 orang dan tujuh kapal. Dalam ekspedisi ini, Cheng Ho membawa balik berbagai penghargaan dan utusan lebih dari 30 kerajaan - termasuk Raja Alagonakkara dari Srilangka, yang datang ke Cina untuk meminta maaf kepada raja Cina. Majalah Life menempatkan Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalam milenium terakhir.

Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan Peta Navigasi Cheng Ho yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.

Kapal Ekspedisi Cheng Ho

Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa Cakrado kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.

Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati (Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana. Cheng Ho sewaktu berkunjung ke Semarang, membuat Vihara Sam Poo Kong yang sangat terkenal itu.

Perayaan 600 tahun ekspedisi Cheng Ho di Semarang (Agustus 2005)

Berita dapat dibaca selengkapnya di http://www.600yearschengho.org/ind/index.html

Cuplikan Informasi Umum:

Tanggal pameran 3 - 7 Agustus 2005

Jam operasional 10.00 - 21.00 WIB

Tempat PRPP Jawa Tengah
Jl. Anjasmoro - Tawang Mas, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Beberapa kegiatan selain pameran:

2 Agustus 2005 Seminar dengan tema "Sumbangan Cheng Ho dalam Kehidupan dan Kerukunan Inter Rasial di Nusantara", tempat Wisma Perdamaian Semarang

3 Agustus 2005 Peresmian revitalisasi Tempat Ibadah Tri Dharma Sam Poo Kong dan upacara peringatan 600 tahun Laksamana Cheng Ho di Klenteng Sam Poo Kong

3 - 5 Agustus, 2005 Festival Lampion di Klenteng Gedung Batu Sam Poo Kong Semarang

3 - 7 Agustus, 2005 Atraksi kebudayaan dari negara-negara pendukung di PRPP

3 - 7 Agustus, 2005 Festival Lampion di Jalan Pahlawan Semarang

3 - 7 Agustus 2005 Lomba Lampion

4 Agustus 2005 Prosesi ritual dan arak-arakan Sam Poo dari Klenteng Tay Kak Sie menuju Sam Poo Kong, Gedung Batu

5 - 7 Agustus 2005 Pertandingan Barongsai tingkat nasional di GOR Jatidiri Semarang

6 Agustus 2005 Seminar dengan tema "Memperkokoh Persaudaraan Sejati Umat Beragama sebagai Landasan Membangun Moral Bangsa", tempat TITD Tay Kak Sie, pembicara Dr. Habib Chirzin, Bante Sri Panavaro Mahatera.

Sumber

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...