Tahun 2010, Taman Budaya Tionghoa Diresmikan



Taman Budaya Tionghoa Indonesia berarsitektur Tiongkok sedang dibangun di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Bangunan yang terletak di atas lahan seluas 4,5 hektare diperkirakan akan diresmikan pada tahun 2010.

"Kami berharap taman ini selesai tahun 2010, tapi kita masih mengharapkan sumbangan dari masyarakat luas, bukan hanya warga keturunan suku Tionghoa," katanya Tedy Yusuf di sela acara pe- nutupan Pekan Budaya Tionghoa 2008 di TMII, baru-baru ini.

Taman Budaya Tiong-hoa Indonesia terletak di antara Museum Prangko dan tempat pemancingan TMII. Pembangunan gedung ini dilaksanakan sejak tahun 2005 dan diperkirakan akan menghabiskan dana Rp 50 miliar. Seluruh dana berasal dari sumbangan masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia.

Pembangunan sudah disetujui mantan Presiden RI, HM Suharto selaku Ketua Yayasan Harapan Kita pada tahun 2006. Berbagai fasilitas terdapat di gedung ini, seperti Gedung Utama, Rumah Adat Tionghoa, Kawasan Pecinan, Pagoda, Teater, Museum dan taman dengan ciri khas Tionghoa. Diperkirakan sekitar dua tahun lagi taman budaya ini dapat digunakan.

Informasi Budaya

Gapura batu dengan arsitektur Tionghoa dan sepasang patung singa baru didatangkan dari Provinsi Fujian, RRT. Kini gapura dan patung tersebut sudah terpasang di pintu masuk taman yang melengkapi TMII sebagai tempat informasi budaya dan ilmu pengetahuan tradisional Tionghoa serta peranakan Tionghoa di Indonesia.

"Pembangunan Taman Budaya Tionghoa Indonesia merupakan wujud penghargaan dan pengakuan pemerintah terhadap peran etnis Tionghoa sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia. Pembangunannya memang agak sedikit lambat karena kami menghimpun dana dari donatur di seluruh Indonesia," ungkap Brigjen TNI (purn) Teddy Yusuf selaku ketua Paguyuban Sosial Mas- yarakat Tionghoa, yang juga Ketua Panitia Pembangunan Taman Budaya Tionghoa Indonesia.

"Sampai sekarang ini, kami masih menghadapi kendala dana. Karena itu kita sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak," katanya.

Teddy mengimbau seluruh masyarakat Tionghoa untuk berpartisipasi membangun taman budaya tersebut. Nama-nama para donatur akan dicantumkan di prasasti peringatan, dan akan diberi gelar. Penyumbang Rp 1 juta diberi gelar Pewaris, penyumbang dana Rp 10 juta diberi gelar Pewaris Teladan. Penyumbang Rp 100 juta diberi gelar Pewaris Utama dan penyumbang Rp 500 juta akan diberi gelar Pewaris Kehormatan. Nama-nama mereka akan dicantumkan pada bangunan yang menjadi situs budaya tersebut.
Pada penutupan perayaan Cap Gomeh tahun 2008 Minggu (24/2) siang, di lapangan Taman Budaya Tionghoa diadakan berbagai atraksi meriah seperti barongsai dan wushu. Para penampil kebanyakan etnis Tinghoa peranakan dan etnis Sunda yang mahir bermain wushu dan barongsai. Sementara, penonton umumnya masyarakat Tionghoa dari Jakarta, Bekasi, Bogor dan Tangerang.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...