Bisakah Fengshui Merubah Nasib?

Ada banyak orang tatkala nasib kerabat atau sahabat mereka menemui jalan buntu, pasti akan menasehatinya dengan berkata: “Tak ada salahnya dilihatkan Fengshuinya! Rubahlah perjalanan nasibmu!”

Melihat Fengshui apakah benar-benar dapat memperbaiki nasib?
Tidak salah, melihat Fengshui bisa membuat orang miskin jadi kaya, bisa membuat orang yang mempunyai banyak penyakit berubah menjadi sehat, bisa membuat karyawan yang nasibnya mengalami stagnasi memperoleh penambahan gaji atau kenaikan pangkat, juga bisa membuat perusahaan yang terancam pailit berubah menjadi marak lagi bisnisnya, bahkan bisa membuat pasangan suami istri yang berseteru berbalik rukun.

Dilihat dari permukaan, Fengshui memang bisa merubah nasib, akan tetapi sebagian besar orang selalu mengabaikan salah satu perkataan mutiara yang mengandung prinsip filsafat sangat mendalam yakni: “Tanah yang berejeki ditempati oleh orang yang berejeki pula <福地福人居>”.

Kalimat tersebut bermakna: Setiap “Tanah berejeki” di kolong langit ini, hanya orang yang punya hoki/rejeki baru bisa menempatinya. “Tanah berejeki” artinya adalah tempat tinggal yang memiliki Fengshui baik.

Dengan lain kata, orang yang tidak punya hoki, mutlak tidak mungkin menempati “Tanah berejeki” yang memiliki Fengshui bagus.

Hoki/rejeki ini bagaimana diperoleh? Pada artikel sebelumnya sudah pernah dibahas: 1) Bawaan semenjak lahir (Terbawa dari kehidupan masa lampau). 2) Diperoleh pada kehidupan masa kini berkat banyak berbuat amal dan memperbaiki moralitas/akhlak. Point pertama adalah nilai keberuntungan pra-kelahiran (kehidupan masa lampau), point ke 2 diperoleh berkat pertolongan pasca-kelahiran (kehidupan masa kini).

Pada kenyataannya, Fengshui merubah nasib hanyalah gejala permukaaan saja, ia memiliki suatu sumber muasal tertentu.

Fengshui bisa merubah nasib, sumber muasal terbesarnya ada dua yakni: 1) Merubah nasib sesuai faktor keberuntungan pra-kelahiran. 2) Merubah nasib (memperoleh buah/hasil kebajikan) sesuai akumulasi perbuatan baik pasca-kelahiran.

Pada pokoknya, yang benar-benar mampu merubah nasib, bukanlah Fengshui, melainkan dua aksara “Yin Guo / Sebab Akibat”.

Karena, tak peduli faktor keberuntungan dari pra-kelahiran, ataupun mengumpulkan berkah melalui perbuatan kebajikan dari pasca-kelahiran, semuanya adalah “Buah kebajikan” yang diperoleh/dipetik dari hasil menanam “Sebab Baik”.

Saya sudah meneliti Fenghsui hampir 20 tahun semenjak memperoleh warisan ilmu dari leluhur. Sudah sejak dini saya memperhatikan problema dalam bidang ini. Terkadang saya sangat berkeinginan dengan sepenuh upaya membantu fakir miskin yang patut dikasihani, secara suka rela memeriksa Fengshui rumah mereka dan berpesan kepada mereka bagaimana cara pertolongannya, bagaimana menolak bala, selain itu dengan berbagai cara yang paling sederhana dan hemat untuk menolong, namun si pemilik rumah tidak bisa mengambil keputusan, ada yang merasa bimbang ragu, ada yang lebih percaya omongan orang lain, sering kali tidak bisa melakukan sesuai persyaratan, alhasil tentu membuat niat baik saya menjadi sia-sia, ini adalah akibat dari “ Sebab baik” yang ditanamnya terlalu sedikit.

Sekitar lima tahun yang lalu saya kenal baik dengan seorang boss pemilik bank yang bisnisnya biasa-biasa saja, tidak nampak menonjol. Saya menganjurinya membongkar kamar yang ada di dalam ruang kantor dan menggeser ke dalam pintu masuk kantor perusahaan sebanyak dua meter. Berhubung ia terbiasa dengan realita kegunaan, enggan menuruti untuk melakukannya, hingga tertunda selama tiga tahun, selalu saja bisnisnya berjalan tidak baik. Kemudian, melalui desakan beberapa teman lamanya yang bahkan mau bertandang sendiri membongkar dinding kamar tersebut, barulah ia terpaksa merelakannya untuk dibongkar.

Dengan demikian bisnisnya makin membaik, tiga bulan berlalu, ia sendiri dengan bergegas merubah pintu masuk perusahaan, semenjak itu semuanya berjalan lancar, ia mampu membuka pasaran di Afrika, kemudian ia telah menjadi kaya. Yang patut disayangkan, sesudah kaya, ia jarang berhubungan lagi dengan kawan-kawan lamanya. Mengapa ia ketika itu menunda pembongkaran kamar hingga tiga tahun? Itu dikarenakan faktor keberuntungannya belum tiba. Teman lamanya membongkar dinding kamar untuknya adalah karena “balasan berkah”nya telah tiba.

Yang lebih mengherankan lagi ialah, sebagian Fengshui tempat tinggal dipengaruhi oleh Qi (baca: Chi = hawa) buruk dari jalan lingkungan atau gedung lainnya, sehingga perjalanan nasibnya tidak menguntungkan selama beberapa waktu. Akan tetapi ketika tiba waktunya perubahan nasib dan hendak menerima balasan berkah, jalan raya di luar rumah bisa saja tahu-tahu digeser minggir oleh dinas P.U., atau di depan rumah berdiri sebuah gedung tinggi yang menghadang Qi buruk, maka dari itu dengan sendirinya telah memperbaiki Fengshui dari kediaman orang tersebut.

Tentu saja, ada lebih banyak lagi Fengshui bagus yang dikarenakan terhadang oleh pembangunan gedung besar atau jalan layang ataupun jalan raya dlsb. sehingga merubah Fengshuinya menjadi buruk.

Segala perubahan perihal baik dan buruk, mujur dan malang, di dalam misteri kehidupan semua tidak bisa melampaui prinsip “Sebab menimbulkan akibat sebagai balasannya”.

Oleh karena itu, “Fengshui” adalah daun dan ranting di permukaan, “Sebab Akibat” adalah sumber muasal yang terpendam.

Erabaru
http://www.21cnstar.com

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...